Powered By Blogger

Senin, 12 Juli 2010

pengaruh sistem saraf terhadap kontraksi otot rangka

TUGAS
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
(peranan sistem saraf pada kontraksi otot rangka)





Oleh:


MARHUZAD HAKIM
A1C2 07 078




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010


KATA PENGANTAR
Bissmillah..

Puji syukur senantiasa dipersembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan kekuatan kapada penulis sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik yang berjudul Peranan Sistem Saraf Pada Kontraksi Otot Rangka.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis sangan mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca, sepajang kritikan dan saran itu bersifat membangun dan memperbaiki tulisan ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendar, 06 juli 2010


Penulis















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………...…1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………4
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………...5
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...10
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..10
C. Tujuan …………………………………………………………………………...10
D. Manfaat…………………………………………………………………………..10
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………………..11
A. Anatomi Jaringan Saraf…………………………………………………………..11
1. Sistemsaraf Somatik(Somatic Nervous System……………………………...11
a. Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)…………………………...12
b. Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)……………………………………..13
2. Sistem Saraf Autonom (Autonomic Nervous System)………………………15
a. Saraf Sympatetik dari Sistem Saraf Autonom…………………………...16
b. Saraf Parasympatetik dari Sistem Saraf Autonom……………………….16
B. Jaringan Saraf…………………………………………………………………….16
• Neuron……………………………………………………………………17
• Impuls…………………………………………………………………....17
C. Mekanisme Penghantar Impuls…………………………………………………..17
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf………………………………………18
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis………………………………………..19
D. Timbulnya kontraksi otot…………………………………………………………19
• Perangsangan serabut otot rangka oleh saraf
• Gambaran yang menunjukan gangguan pada saraf yang berdampak pada pengaturan kontraksi otot rangka……………………………………………19

BAB III. PENUTUP……………………………………………………………………..21
A. Kesimpulan………………………………………………………………………21
B. Saran……………………………………………………………………………..22
DAFTAR PUSTAKA



























BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf (Nervous System) merupakan salah satu sistem organ yang ada di tubuh kita. layaknya sebuah sistem jaringan komunikasi, sel-sel saraf di setiap bagian dari tubuh memainkan peran dalam proses menanggapi rangsangan dan pengendalian otot-otot kita. Sistem saraf dibina lebih dari 80 jaringan saraf utama. Setiap jaringan saraf tersusun atas 1 juta neuron, yaitu unit fungsional sistem saraf (sel-sel saraf).
Neuron atau sel saraf memiliki bagian-bagian sel yang berbeda dengan tipe sel lainnya. Berikut bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya dalam menghantarkan impuls (rangsangan) sebagai unit fungsional sistem saraf.
1. Inti sel, merupakan struktur inti sel pada umunya yang di dalamnya terdapat asam nukleat (materi inti). Inti sel berperan sebagai pengatur segala aktifitas sel saraf.
2. Badan sel (perykaryon), merupakan struktur utama dari sel saraf yang kaya akan sitoplasma dan di bagian tengahnya terdapat inti sel saraf. Badan sel berfungsi sebagai tempat metabolisme sel saraf.
3. Dendrit, merupakan serabut pendek dan bercabang-cabang yang merupakan penjuluran badan sel pada badan sel. Dendrit berfungsi menerima dan menghantarkan rangsangan dari luar ke badan sel saraf.
4. Neurit, merupakan serabut panjang hasil penjuluran badan sel yang mengandung struktur benang-benag halus yang disebut mikrofibril dan neurofibril. Mikrofibril dan neurofibril berfungsi untuk menjaga bentuk dan kepadatan sel saraf. Neurit atau yang sering dikenal akson memiliki peranan menghantarkan rangsangan dari badan sel saraf yang satu ke sel saraf lain. Rangsangan akan dihantarkan melalui akson dari satu sel saraf menuju dendrit dari sel saraf yang lain. Struktur neurit merupakan struktur yang lebih kompleks daripada dendrit. Neurit memeliki pembungkus yang disebut selaput myelin yang didalamnya terdapat sel Schwann. Bagian neurit yang tidak terbungkus oleh selaput myelin disebut nodus Ranvier.

Neuron
Sel-sel saraf akan berkumpul membentuk jaringan saraf dan selanjutnya jaringan-jaringan saraf akan berkumpul dan berkoordinasi membentuk sistem saraf. Hubungan antara sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain disebut sinapsis, sedangkan hubungan antara sel saraf dengan serabut otot disebut neuromuscular junction.
Neuron pada manusia dapat kita kelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya. Neuron berdasarkan strukturnya dibagi menjadi tiga tipe, yaitu neuron multipolar, neuron bipolar, neuron unipolar. Neuron multipolar adalah tipe neuron yang memiliki banyak dendrite dan satu akson. Neuron bipolar memiliki hanya satu dendrite dan satu akson, sedangkan neuron unipolar tidak memiliki dendrite dan proses penghantaran impuls dilakukan oleh satu akson.

Tipe Saraf
Neuron berdasarkan fungsinya dibedakan atas sel saraf sensorik (afferent), sel saraf motorik (efferent), dan sel saraf konektor (association). Sel saraf sensorik berfungsi menghantarkan rangsangan (impuls) dari indra ke saraf pusat (otak) dan sumsum tulang belakang. Sel saraf motorik berfungsi menghantarkan rangsangan dari saraf pusat (otak) atau sumsum tulang belakang ke otot atau kelenjar. Rangsangan dari sel saraf sensorik diteruskan menuju sel saraf motorik melalui sel saraf konektor.
Membran neuron layaknya membran sel lainnya bersifat semipermeabel (hanya molekul-molekul tertentu yang dapat keluar masuk misalnya ion-ion tetapi tidak untuk molekul berukuran besar). Membran sel saraf juga secara elektrikal bersifat polar (adanya ion-ion bermuatan negative yang disebut kation di sekitar permukaan luar membrane dan ion-ion bermuatan negative yang disebut anion di bagian sebelah dalam membran). Impuls saraf berhasil ditransmisikan (disalurkan) dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain disebabkan oleh potensial aksi yang berpindah di dekat sel saraf. Stimulus merubah kemampuan spesifik permeable lapisan membrane dan menyebabkan depolarisasi kation dan anion. Perubahan ini menyebar sepanjang serabut saraf yang selanjutnya disebut sabagai impuls saraf itu sendiri. Polarisasi kembali terjadi setelah depolarisasi yang diikuti oleh periode refractory selama impuls selanjutnya datang lagi.

Sinapsis
Polarisasi dibuat dengan mempertahankan kelebihan ion-ion sodium (Na+) pada bagian luar membrane dan kelebihan ion-ion potassium (K+) pada bagian dalam membran. Jumlah tertentu dari Na dan K selalu bocor (berkurang) melewati membran, tetapi pompa Na/K pada membran secara aktif mengatasi hal tersebut tersebut.
Intensitas atau frekuensi antara impuls saraf yang satu dengan yang lain ditentukan oleh diameter dari serabut saraf, hal ini berkaitan juga dengan serabut saraf berselaput myelin dan serabut saraf tanpa selaput myelin. Sitoplasma dari akson atau serabut saraf merupakan konduktor elektrik dan selaput myelin menurunkan kapasitasnya sebagai penghantar. Kondisi tersebut mencegah kebocoran muatan melalui membran. Depolarisasi pada nodus ranvier cukup untuk memicu regerasi voltase elektrik pada nodus berikutnya. Oleh karena itu, potensial aksi pada serabut saraf bermielin tidak berpindah layaknya perpindahan gelombang tetapi terjadi secara berulang pada nodus-nodus. Potensial aksi pada nodus ranvier akan berpindah seperti loncatan-loncatan muatan listrik.

SISTEM SARAF
Sistem saraf manusia dan beberapa vertebrata lain mengandung dua bagian utama, yaitu:
Sistem saraf pusat yang terbagi atas otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Sistem saraf pusat dilindungi oleh selaput meninges yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu Pia meter (selaput paling dalam dan banyak mengandung pembuluh darah), Dura meter (lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak sebelah dalam) dan terakhir Arakhnoid (terletak di antara pia meter dan dura meter yang merupakan selaput jaringan yang lembut membatasi kedua lapisan yang lain)

Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf tepi yang terbagi atas sel-sel saraf sensori yang menghantarkan impuls ke sistem saraf pusat dan sel-sel saraf motori yang menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat ke efektor. Sistem saraf tepi dalam hal ini sel-sel saraf motori dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sistem saraf somatic yang secara langsung berperan dalam kontraksi otot-otot rangka dan sistem saraf autonom yang mengontrol aktivitas organ-organ dan variasi otot-otot tak sadar (involunter), seperti otot jantung dan otot polos.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dinyatakan dalam latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peranan sistem saraf pada kontraksi otot rangka.
2. Bagaimanakah anatomi jaringan saraf.
3. Bagaimanakah mekanisme impuls saraf dan mekanisme timbulnya kontraksi otot.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peranan sistem saraf pada kontraksi otot rangka.
2. Untuk mengetahui anatomi jaringan saraf.
3. Untuk mengetahui mekanisme impuls saraf dan mekanisme timbulnya kontraksi otot.
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui peranan sistem saraf pada kontraksi otot rangka.
2. Dapat mengetahui anatomi jaringan saraf.
3. Dapat mengetahui mekanisme impuls saraf dan mekanisme timbulnya kontraksi otot.







BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI JARINGAN SARAF

Bab ini akan membahas anatomi sistem saraf perifer yang terdiri dari sistem saraf somatik (somatic nervous system) dan sistem saraf autonom (autonomic nervous system). Sistem sarafperifer berfungsi sebagai perantara komunikasi antara system saraf pusat dan seluruh bagian tubuh. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran keseluruhan mengenai system saraf manusia, perlu dipahami anatomi dan fungsi dari sistem saraf perifer. Otak dan sumsum tulang belakang berkomunikasi dengan seluruh bagian tubuh melalui cranial nerves (saraf-saraf kepala) dan spinal nerves (saraf-saraf tulang belakang). Saraf-saraf tersebut adalah bagian dari sistem saraf perifer yang membawa informasi sensoris kesistem saraf pusat dan membawa pesan-pesan dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar di seluruh tubuh atau disebut juga dengan sistem saraf somatik (somaticnervous system).. Selain dari keduamacam sarafperifer yang termasuk sistemsaraf somatikdi atas,PNSjuga terdiri darisistemsaraf autonomik (autonomic nervous system).

1. SISTEMSARAF SOMATIK(SOMATIC NERVOUS SYSTEM

a. Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)

Saraf tulang belakang yangmerupakan bagian dari sistemsaraf somatik; dimulai dari ujung saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di luar sumsum tulang belakang). Saraf-saraftersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang di sepanjang perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala (skeletal muscles). Cabang-cabang dari saraf tulang belakang ini dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.




Mekanisme input (masuknyainformasi-informasi sensoris ke sumsumtulang belakang)
dan output dari proses tersebut yang menghasilkan informasi-informasi motorik dapat
dijelaskan sebagai berikut

Soma sel dari axon-axon saraf tulang belakang yang membawa informasi sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk system mvisual karena retina mata adalah bagian dari otak). Axon-axon yang datang membawa informasi sensoris ke susunan saraf pusat ini adalah saraf-sarafafferent. Soma-soma sel ariaxon yangmembawa informasi sensoris tersebut berkumpul di dorsal rootganglia. Neuron-neuron ini merupakan neuron-neuron unipolar. Batang axon yang bercabang di dekat somasel, mengirim informasi ke sumsum tulang belakang dan ke organ-organ sensoris. Semua axon di dorsal root menyampaikan informasi sensorimotorik.

b. Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)

Saraf-sarafkepala terdiri dari 12 pasang saraf kepala yangmeninggalkan permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala inimengontrol fungsi sensoris dan motorik di bagian kepala dan leher. Salah satu dari keduabelas pasang tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves/saraf yang "berkelana"), yang merupakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh di bagian dada dan perut. Disebut "vagus" atau saraf yang berkelana karena cabang-cabang sarafnya mencapai rongga dada dan perut. Gambar dibawah ini menunjukkan fungsi-fungsi dasar saraf-saraf kepala beserta bagian-bagian tubuh yang dikontrolnya. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kumpulan saraf eferen (pembawa informasi motorik) digambar dengan garis utuh dan saraf aferen (pembawa informasi 78sensoris) digambar dengan garis putus-putus... mengenai nama, nomor, dan fungsi saraf-saraf kepala.



2. SISTEM SARAF AUTONOM (AUTONOMIC NERVOUS SYSTEM)

Autonomic Nervous System (sistem saraf autonom) mengatur fungsi otot-otot halus, otot
jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur diri sendiri). Otot-otot halus terdapat di bagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut di tubuh, di pembuluh-pembuluh darah, di mata (mengaturukuran pupil dan akomodasi lensa mata), di dinding serta jonjot usus, di kantung empedu dan di kandung kemih. Jadi dapat disimpulkan bahwa organ-organ yang dikontrol oleh sistem saraf autonom memiliki fungsi untuk melangsungkan "proses vegetatif' (proses mandiri dan paling dasar) di dalam tubuh.
1. Olfactory Penghidu (indera penciuman)
2. Optic Penglihatan
3 . Occulomotor GerakanMata, Mengontrol Pupil, Lensa, dan Airmata
4. Trochlear GerakanMataM
5. Trigeminal Sensasi di bagianmuka dan mengonyah
6. Abducens Gerakan illataM
7 . Facial Otot-otot muka, kelenjar air liur, dan rasa (lidah)
8. Auditory Cabang Akustik: UntukPendengaran Cabang Vestibular: Untuk keseimbangan
9 . Glossopharyngeal Otot-otot Tenggorokan, Kelenjar Air Liur, dan rasa (lidah)
10. Vagus Kontrol Parasimpatetik dari organ-organ internal, Sensasi dari
Organ-organ Internal, dan rasa (lidah)
11. Spinal Accessory Otot-ototI<.epaladan Leher 1\1
12 . Hypoglossal Otot-ototLidah dan Leher

Sistem saraf autonomterdiri dari dua sistemyang berbeda secara anatomis, yaitu bagian sympatetik dan bagian parasympatetik. Organ dalam tubuh dikontrol oleh kedua bagian tersebut meskipun tiap bagian memberikan efek yang berlawanan. Contohnya, bagian sympatetik meningkatkan detak jantung, sedangkan bagian parasympatetik menurunkan detak jantung. Untuk keterangan lebih lanjut, lihat gambar 5.3. di bawah ini berikut keterangan mengenai bagian sympatetik dan parasympatetik. Kelenjar air mata Pembuluh Darah Pam-pam, Larymx, Trachea, Bronchi Lambung SIMPATIS . Thoraks an Lumbar Kelenjar Adrenal Ginjal PARASIMPATIS Sacral Saraf panggUl ...1 Kandung .
Kemih .. ~) I
Parasympatetik:
Neuron Preganglion
Neuron Postganglion
Sympatetik:
Neuron Preganglion . .::
NeuronPostganglion . - --<
Gambar 5.3. Sistem Sara! Autonom dan Organ-organ yang dikontrolnya (Carlson, 1992)

a. Saraf Sympatetik dari Sistem Saraf Autonom

Sebagian besar saraf sympatetik terIibat dalam aktivitas yang berhubungan dengan pengeluaran energi dari tubuh.Contohnyameningkatan alirandarah ke otot-otot kepala, sekresi epinephrine (meningkatkan detak jantung dan kadar gula dalam darah) dan piloerection (ereksi bulu/rambut pada mamalia atau tegaknya bulu roma pada manusia) yang terjadi karena kerja sistem saraf autonom yang sympatetik selama periode peningkatan aktivitas. Soma sel dari neuron motorik sympatetik terIetak di substansia grisea dari sumsum tulang belakang di bagian thorax (dada) dan lumbar (panggul). Axonnyakeluarmelalui ventralroot.Setelahbertemudengansaraf-saraftulang belakang, axon tersebut bercabang danmelalui sympathetic ganglia Uangantertukar pemahaman dengan dorsal root ganglia). Gambar 5.3. diatasmenunjukkan hubungan ganglia ini ke sumsum tulang belakang. Sebagai catatan, perIu diingat bahwa berbagai sympathetic ganglia berhubungan dengan ganglia didekatnya, yaitu di bagian bawah dan atasnya sehingga membentuk ikatan sympatetik (sympathetic chain). Axon-axon yang meninggalkan sumsum tulang belakang melalui ventral root disebut dengan neuron-neuron preganglion (preganglionic neuron), kecuali adrenal medulla yang axon preganglionnya masuk ke ganglia dari ikatan sympatetik, tetapi tidak semuanya bersynapsis ditempat tersebut. Beberapa neuron preganglion meninggalkan sumsum tulang belakang menuju ganglia sympatetik lain yang terIetak di organ-organ internal. Semua axon darineuron preganglion bersinapsiske neuron di salah satuganglia tujuannya. Neuron-neuron tempat bersinapsis disebut neuron postganglion (postgan- glionic neuron). Selanjutnya, neuron postganglion mengirim axon ke organ tujuart, seperti usus halus, perut, ginjal, dan kelenjar keringat.
b. Saraf Parasympatetik dari Sistem Saraf Autonom

Saraf parasympatetik dari sistem saraf autonom mendukung aktivitas tubuh yang berkaitan dengan peningkatanpenyimpanan energidalamtubuh.Memberikan efek-efek seperti salivasi, sekresi kelenjar pencernaan, dan peningkatan aliran darah ke system gastrointestinal. . Soma sel yang mengandung axon-axon preganglion di sistemsaraf sympatetik terletak di dua bagian, yaitu sel-sel saraf di saraf-saraf kepala (terutama saraf vagus) dan substansia grisea di sumsum tulang belakang bagian sacral.Gangliaparasimpatetik terIetak didekat organ tujuan; axon postganglion cenderung lebih pendek. Terminal button dari axon postganglion parasimpatetik mensekresikan acetylcholine.

B. JARINGAN SARAF
Jaringan saraf terdiri dari neuroglia dan sel sechwan (sel-sel penyokong) serta neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.

Neuroglia

Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi dan sumber nutrisi sel saraf (Neuron) pada otak dan medulla spinalis; sedangkan sel sechwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron di luar system saraf pusat. Neuroglia menyusun 40% volume otak dan medulla spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel Neuroglia yang berhasil diidentifikasi yaitu: Oligodendroglia, Ependima, Astroglia dan Microglia. Masing-masing mempunyai fungsi yang khusus.
Impuls
impuls (rangsangan) sebagai unit fungsional sistem saraf. Impuls sensorik yang di bangkitkan dalam salah sebua sel pyramidal pada daerah motorik dan korteks, melintasi akson atau serabut saraf yang sewaktu menyusui sum-sum tulang belakang, berada di dalam substansi putih. Akson itu mengait dendrite sel saraf motorik pada kornu interior sum-sum tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada akson sel-sel tersebut, yang membbentuk serabut-serabut motorik akar interior saraf sum-sum tulang belakang, dan di hantar kepada tujuan akhir yaitu otot.
C. Mekanisme Penghantar Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

Gbr. Lokasi, anatomi, dan cara kerja sinapsis
D. TIMBULNYA KONTRAKSI OTOT.

Timbulnya kontraksi otot rangka di mulai dengan potensial aksi dalam serabut-serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik yang menyebar kebagian-bagian serabut, dimana menyebabkan dilepaskannya ion-ion kalsium dari reticulum sarkoplasma. Selanjutnya ion kalsium menimbulkan peristiwa-peristiwa kimia proses kontraksi.

Perangsangan serabut otot rangka oleh saraf

Dalam fungsi tubuh normal, serabut-serabut otot rangka di rangsang oleh serabut-serabut saraf besar bermielin. Serabut-serabut saraf ini melekat pada serabut-serabut otot otot rangka dalam hubungan saraf otot (neuromuscular junction) yang terletak di pertengahan otot. Ketika potential aksi sampai pada neuromuscular junction, terjadi depolarisai dari membrane saraf, menyebabkan dilepasskan acethylcholin, kemudian akan terikat pada motor and plate membrane, menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium yang menyebabkan terjadinya ikatan actin-myosin yang akhirnya menyebabkan kontraksai otot. Oleh karena itu, potensial aksi menyebar dari tengah serabut kearah kedua ujungnya, sehingga kontraksi hampir bersamaan terjadi diseluruh sakromer otot.

Gambaran yang menunjukan gangguan pada saraf yang berdampak pada pengaturan kontraksi otot rangka.

Bila otot dideverensiasi, akan srgera terjadi atrofi. Kemudian otot akan mengalami digenerasi dan diganti oleh jaringan lemak dan fibrosa. Bila otot dipersarafi kembali selama tiga sampai empat bulan pertama , fungsi otot akan kembali lagi.

Obat-obatan atau zat kimia tertentu dapat mempengaruhi perangangan saraf pada otot yang akhirnya akan mengganggu kontraksinya. Misalnya Curare yang terikat kuat pada Acethykcholin receptor site, tetapi tidak merubah potensial membrane, sehingga kontraksi otot tidak terjadi, sementara Acth yang dilepaskan telah dihancurkan oleh Acth-ase. Kematian terjadi jika mengenai otot-otot perna








BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penyusunan makalah di atas maka dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Sistem saraf (Nervous System) merupakan salah satu sistem organ yang ada di tubuh kita. layaknya sebuah sistem jaringan komunikasi, sel-sel saraf di setiap bagian dari tubuh memainkan peran dalam proses menanggapi rangsangan dan pengendalian otot-otot kita. Sistem saraf dibina lebih dari 80 jaringan saraf utama. Setiap jaringan saraf tersusun atas 1 juta neuron, yaitu unit fungsional sistem saraf (sel-sel saraf).
2. Anatomi system saraf pada manusia yaitu untuk mendapatkan gambaran keseluruhan mengenai system saraf manusia, perlu dipahami anatomi dan fungsi dari sistem saraf perifer. Otak dan sumsum tulang belakang berkomunikasi dengan seluruh bagian tubuh melalui cranial nerves (saraf-saraf kepala) dan spinal nerves (saraf-saraf tulang belakang). Saraf-saraf tersebut adalah bagian dari sistem saraf perifer yang membawa informasi sensoris kesistem saraf pusat dan membawa pesan-pesan dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar di seluruh tubuh atau disebut juga dengan sistem saraf somatik (somaticnervous system).. Selain dari keduamacam sarafperifer yang termasuk sistemsaraf somatikdi atas,PNSjuga terdiri darisistemsaraf autonomik (autonomic nervous system).
3. mekanisme impuls saraf dan mekanisme timbulnya kontraksi otot pada manusia yaitu:
- menanisme impuls saraf Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. (a). Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf. (b). Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
- Mekanisme timbulnya kontraksi otot rangka yaitu di mulai dengan potensial aksi dalam serabut-serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik yang menyebar kebagian-bagian serabut, dimana menyebabkan dilepaskannya ion-ion kalsium dari reticulum sarkoplasma. Selanjutnya ion kalsium menimbulkan peristiwa-peristiwa kimia proses kontraksi.

















DAFTAR PUSTAKA
Chung, KW, 1993. Anatomy. Banupa aksara. Jakarta
Evelin.C.P. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Erlangga. Jakarta.
Guton,Athur,1987,. Fisiologi Kedokteran Edisi ke-5. EGC . Jakarta
http://home.unpar.ac.id/~integral/Volume%207/Integral%207%20No%201/NEUROTRANSMISI_ok.pdf
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/anatomi-fisiologi-saraf.html
http://idw3.blogspot.com/2010/02/otot-rangka-otot-polos-dan-otot-jantung.html
http://wordbiology.wordpress.com/2009/11/01/sistem-saraf/
http://library.usu.ac.id/download/fk/06001194.pdf