Powered By Blogger

Sabtu, 21 Mei 2011

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM ARTIKULASI)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan kita untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam. Tempat pertemuan 2 tulang disebut dengan persendian, yang mana berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, kita tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan.
Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan atau persambungan antara dua tulang/lebih disebut persendian (sistem artikulasi). Berdasarkan jangkauan gerakan yang dimiliki, persendian dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: persendian fibrosa (sinartrosis), yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, dimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa, contohnya sutura di antara tulang-tulang tengkorak; persendian amfiartrosis, yaitu persendian yang gerakannya terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya tulang iga; persendian sinovial (diartrosis), yaitu persendian yang gerakannya bebas, merupakan bagian terbesar dari persendian pada tubuh orang dewasa, contohnya sendi bahu dan panggul, sikut dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem artikulasi beserta komponen-komponennya, maka perlu diadakan praktikum yang membahas tentang hal ini.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan persendian yang terdapat pada tubuh.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan feature dari sendi sinovial.
3. Mahasiswa dapat menyebutkan tipe dari sendi sinovial dan memberikan masing-masing contohnya.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan gerakan pada persendian sinovial dan memberikan contohnya.
5. Mahasiswa dapat mendefinisikan artritis dan menjelaskan tipe-tipe yang berbeda.
6. Mahasiswa dapat mendefinisikan bursitis dan hubungannya, secara anatomi, fungsinya pada persendian.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui persendian apa saja yang terdapat dalam tubuh.
2. Kita dapat mengetahui pengelompokan persendian, tipe-tipenya, serta contohnya masing-masing.
3. Kita dapat mengetahui tentang artritis dan bursitis.
4. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persambungan tulang atau sendi (artikulasi) adalah pertemuan dua buah tulang atau beberapa tulang kerangka. Artrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang persendian. Umumnya rangka tulang terbentuk dari tingkat pendahuluan dari jaringan rawan ada juga sebagai pengganti jaringan rawan, pada keadaan tertentu tingkat pendahuluan tulang rawan diganti dengan tulang pengganti (tulang keras) dan jaringan ikat sebagai jaringan penutup. Sendi adalah tempat dua tulang atau lebih saling berhubungan baik terjadi pergerakan atau tidak. Dalam perkembangan jaringan ikat diganti oleh jaringan rawan (Syaifuddin, 2006: 70).
Persambungan, sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Terdapat tiga jenis utama: sendi yang fibrus, sendi tulang rawan dan sendi sinovial. Terdapat enam jenis sendi sinovial, yaitu sendi datar atau sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos atau sendi putar, sendi pelana. Gerak-gerik yang terjadi pada sendi-sendi kerangka dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu gerak meluncur, gerakan bersudut (anguler), dan gerakan rotasi (Pearce, 2004: 89).
Artikulasi atau persendian dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu: sinartrosis (persendian yang tidak dapat digerakkan); amfiartrosis (persendian yang dapat digerakkan sedikit); dan diartrosis (persendian yang mudah digerakkan) (Tim Pengajar MK. Anatomi dan Fisiologi Manusia, 2010: 7).
Klasifikasi sendi secara struktural terbagi menjadi persendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa. Persendian kartilago yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikulasi yang membungkusnya (Setiadi, 2007: 299).
Tulang-tulang di dalam tubuh kit, yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Hubungan sendi diartrosis yaitu hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan antar kedua tulang yang dihubungkan tersebut. Umumnya kedua permukaan ujung tulang itu mempunyai bentuk yang memudahkan timbulnya jenis-jenis gerakan tertentu. Bentuk khusus inilah yang disebut sendi. Ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar tulang atau persendian dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: sendi mati, sendi kaku dan sendi gerak (Irianto, 2004: 70).
Ada berbagai macam tipe persendian: sinartrosis, diartrosis, dan amfiartrosis. Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat dibedakan menjadi dua: sinartrosis sinfibrosis, sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa, contohnya: persendian tulang tengkorak; sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang. Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Amfiartosis merupakan persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan (http://id.wikipedia.org/wiki/Sendi).
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan menjadi: sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah, contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat. Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah, contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan. Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi), contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas). Sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar, contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki. Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah, contoh: sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/sistem-articulation-3/).











BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 11 Mei 2010, pukul 11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah torso persendian.
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Macam-Macam Persendian

a. Sinartrosis




















b. Amfiartrosis












c. Diartrosis




















2. Tipe-Tipe Persendian

a. Sendi engsel

Keterangan:
1. Troklearis
2. Humerus
3. Ulna














b. Sendi berporos

Keterangan:
1. Apeks dentis
2. Atlas
3. Aksis









c. Sendi pelana

Keterangan:
1. Navikular lunatum
2. Radius
3. Ulna








d. Sendi kondiloid

Keterangan:
1. Trapezium
2. Metakarpal








e. Sendi putar (peluru)

Keterangan:
1. Kaput femoralis
2. Asetabulum













3. Gerakan Otot pada Setiap Persendian

a. Abduksi-Adduksi





















b. Sirkumduksi





















c. Eversi-Inversi








d. Fleksi Ekstensi







e. Rotasi






f. Protraksi-Retraksi







g. Supinasi-Pronasi
















4. Struktur Sendi Sejati

Keterangan:
1. Artikulasi
2. Persendian
3. Femur
4. Patela
5. Tibia
6. Fibula
7. Sinovial
8. Ligamentum
































B. Pembahasan
Sistem artikulasi (persendian) merupakan persambungan atau pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Persendian dibagi menjadi 3 kelas yaitu; sinartrosis (persendian yang tidak dapat digerakkan), amfiartrosis (persendian yang dapat digerakkan sedikit), dan diartrosis (persendian yang mudah digerakkan). Sinartrosis (sendi fibrus) adalah sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat (tidak mungkin terjadi gerakan antara tulang-tulangnya), contoh: sutura atau sela antara tulang pipih tengkorak yang menyatukan tulang frontal, tulang parietal, tulang temporal, dan tulang etmoidal. Amfiartrosis (sendi tulang rawan) adalah sendi dengan gerakan sedikit, yang permukaan persendiannya dipisahkan oleh bahan-antara dan hanya mungkin sedikit gerakan, contoh: simfisis pubis, dimana sebuah bantalan tulang rawan mempersatukan kedua tulang pubis, sendi antara manubrium dan badan sternum. Diartrosis (sendi sinovial) adalah persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya dan semua mempunyai ciri yang sama. Ciri-ciri sendi yang bergerak bebas adalah: ujung tulang masuk dalam formasi persendian, ditutup oleh tulang rawan hialin, ligamen untuk mengikat tulang-tulangnya bersama, dan sebuah rongga persendian terbungkus oleh sebuah kapsul dari jaringan fibrus dan diperkuat oleh ligamen.
Sendi sinovial (diartrosis) ini terdiri dari beberapa macam, yaitu: sendi putar, bongkol sendi tepat masuk dalam mangkok sendi yang dapat memberikan seluruh arah, misalnya sendi panggul dan sendi peluru yang terdapat di bahu; sendi engsel, satu permukaan bundar diterima oleh yang lain, sedemikian rupa sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah, misalnya sendi siku dan sendi lutut; sendi kondiloid, seperti sendi engsel tetapi dapat bergerak dalam dua bidang dan empat arah, lateral, ke depan dan ke belakang. Fleksi, ekstensi, abduksi-adduksi, contohnya sendi pergelangan tangan; sendi berporos, pergerakannya memutar seperti pergerakan kepala sendi. Atlas berbentuk cincin berputar di sekitar prosesus odontoid. Contohnya, gerakan radius di sekitar ulna pronasi dan supinasi; sendi pelana (sendi timbal balik), misalnya sendi rahang dan tulang metakarpal pertama (pergelangan tangan) yang dapat memberikan banyak kebebasan untuk bergerak, misalnya ibu jari dapat berhadapan dengan jari lainnya.
Gerak-gerik yang biasa terjadi pada sendi kerangka dikelompokkan ke dalam 3 kelas, yaitu: gerakan meluncur, dimana dua permukaan ceper bergerak bergeseran satu sama lainnya, seperti dalam gerakan antara tulang-tulang karpal dan tarsal; gerakan bersudut (anguler), yang diterangkan sesuai dengan arah dari gerakan, misalnya fleksi, lenturan atau pelipatan, ekstensi (pelurusan atau penguluran), yang terjadi di sekitar sebuah sumbu yang terpasang melintang. Adduksi merupakan gerakan ke arah medial badan, dan abduksi merupakan gerakan ke arah menjauhi medial badan, keduanya memutari sumbu yang memanjang dalam arah anteroposterior (dari depan ke belakang); gerakan rotasi, satu tulang bergerak mengitari tulang lain atau di dalam tulang lain seperti pada sendi putar, misalnya rotasi radius mengelilingi ulna.
Sendi anggota gerak atas. Sendi ini terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya sendi bahu atau humero skapuler dimana sendi ini merupakan sendi sinovial dari variasisendi putar. Kepala humerus yang berbentuk seperti bola, bersendi di dalam rongga glenoid skapula. Tulang-tulangnya dipersatukan oleh ligamen yang membentuk kapsul yang sangat longgar.
Sendi radio ulnaris. Antara radius dan ulna terdapat dua buah sendi yang dapat bergerak, yaitu sendi radio-ulnaris superior dan inferior. Membran interosa (antartulang) membentuk sendi ketiga yaitu sendi radio-ulnaris. Membran ini juga memisahkan otot-otot yang ada di depan dari yang ada di belakang lengan bawah.
Sendi pergelangan tangan atau sendi radio karpal adalah sendi kondiloid antara ujung bawah radius dan diskus persendian di bawah kepala ulna, yang bersama-sama membentuk permukaan konkaf untuk menerima sisi atas dari skafoid (navikular, lunar, dan tulang-tulang dari trikwetrun.
Sendi dari tangan dan jari. Sendi ini terdiri dari sendi karpal, sendi panggul, sendi lutut, dan sendi pergelangan kaki.
Sendi karpal, permukaan persendian antara tulang-tulang karpal adalah ceper dan halus. Permukaan ceper ini dengan mudah saling bergeseran dan membentuk persendian meluncur antara berbagai tulang itu. Tulang karpal tersusun berdempet rapat, sehingga hanya gerakan meluncur terbatas yang mungkin terjadi, tetapi dapat melaksanakan sejumlah gerakan yang cukup banyak, jika semua tulang bergerak secara bersama-sama.
Sendi panggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar. Kepala femur diterima ke dalam asetabulum tulang koksa. Asetabulum diperdalam oleh kaitan labrum asetabular yang mengelilinginya. Ligamen ini sebenarnya sebuah pinggiran tulang rawan fibrus yang memperdalam dan menambah kemampuan menerima dari permukaan yang dibentuk oleh asetabulum guna menerima kepala dari femur.
Sendi lutut adalah sendi engsel dengan perubahan dan yang dibentuk oleh kedua kondilus femur yang bersendi dengan permukaan superior dari kondilus-kondilus tibia. Patela terletak di atas permukaan patelar yang halus pada femur dan di atas itu patela meluncur sewaktu sendi bergerak. Patela berada di depan bagian-bagian persendian yang utama, tetapi tidak masuk ke dalam formasi sendi lutut.
Sendi pergelangan kaki adalah sendi engsel yang dibentuk antara ujung bawah tibia beserta maleolus medialisnya, dan maleolus lateralis dari fibula yang bersama-sama membentuk sebuah lubang untuk menerima badan halus. Kapsul sendi diperkuat oleh ligamen-ligamen penting yang bersangkutan. Gerakan sendi pergelangan kaki adalah fleksi dan ekstensi atau lebih disebut dorsi fleksi dan plantar fleksi.
Struktur sendi sejati. Struktur ini merupakan struktur dari sendi lutut yang dibentuk oleh kedua kondilus femur yang bersendi dengan permukaan superior dari kondilus-kondilus tibia. Beberapa struktur penting berada di dalam sendi lutut. Tulang rawan semilunaris terletak di atas permukaan persendian yang beruapa dataran tinggi dari tibia guna memperdalamnya untuk menerima kondiler dari femur. Ligamen bersilang berjalan dari puncak kondilus tibia ke arah permukaan kasar di atas takik interkondiloid dari femur. Ligamen-ligamen ini bertujuan membatasi gerakan sendi lutut dan mengikat tulang-tulang bersama dengan lebih kuat.
Ligamen kapsuler sendi lutut sangat tebal dan diperkuat lagi ekspansi (pelebaran) otot-otot dan tendon-tendon yang mengelilingi dan berjalan di atas sendi. Membran senovial sendi lutut adalah terbesar dalam tubuh.












BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan kemungkinan geraknya, sendi dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu: sendi mati (sinartrosis), sendi kaku (amfiartrosis) dan sendi gerak (diartrosis).
2. Perbedaan feature dari sendi sinovial yaitu tulang-tulangnya ditutupi oleh tulang rawan, ligamen mengikat tulang-tulang bersama, membran sinovial menyelaputi rongga persendian.
3. Tipe dari sendi sinovial yaitu sendi datar, contohnya sendi karpus; sendi putar, contohnya sendi panggul; sendi engsel, contohnya sendi siku; sendi kondiloid, contohnya sendi pada pergelangan tangan; sendi berporos, contohnya radius dan ulna; sendi pelana, contohnya ibi jari.
4. Gerakan pada persendian sinovial yaitu abduksi-adduksi, contohnya otot adduktor di sisi tengah paha; inversi-eversi, contohnya telapak kaki; fleksi-ekstensi, contohnya otot pada skapula; sirkumduksi, contohnya otot-otot lengan; pronasi-supinasi, contohnya radius dan ulna; protraksi-retraksi, contohnya tulang sumbu; dan rotasi, contohnya sendi putar pada gerakan kepala.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada kesempatan kali ini adalah, agar pada praktikum selanjutnya dapat ditampilkan torso-torso yang bersangkutan, sehingga praktikan dapat lebih mudah mengerti dan memahami tentang Sistem Artikulasi.

















DAFTAR PUSTAKA



Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Tim Pengajar MK. Anatomi dan Fisiologi Manusia, 2010. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Universitas Haluoleo. Kendari.




Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sendi

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/sistem-articulation-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar