Powered By Blogger

Sabtu, 21 Mei 2011

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM EKSRESI)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem ekskresi merupakan hal pokok dalam homeostatis atau kondisi yang mantap dalam tubuh karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari: paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O). Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah, menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit dan lain sebagainya. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. Fungsi kulit antara lain sebagai berikut: mengeluarkan keringat, pelindung tubuh, menyimpan kelebihan lemak, mengatur suhu tubuh, dan tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet. Ginjal bentuknya seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Fungsi ginjal yaitu : menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh, mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal, menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia, dan menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.
Dengan demikian, untuk memehami lebih mendalam tentang sistem ekskresi yang terjadi didalam tubuh menusia maka dilakukanlah praktikum yang membahas tentang hal ini.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui nama anatomi dari sistem urinaria.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur urinaria dan menghubungkan fungsinya yang berbeda.
3. Mahasiswa dapat mendefinisikan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang terlibat dalam frekuensi filtrasi glomerulus (GFR).
4. Mahasiswa dapat mendefinisikan diuresis dan menjelaskan cara kerjanya.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan peran ADH dan aldoosteron dalam penyerapan tubus renalis.
6. Mahasiswa dapat mengidentifikasi proses aktif dan fasif yang terjadi selama reabsorbsi tubular.
7. Mahasiswa dapat menjelaskan gagal ginjal mengganggu homeostatis tubuh.
8. Mahasiswa dapat mendefinisikan nefritis, glomerulonefritis, pielonefritis, dan uretritis.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui tentang sistem ekskresi beserta komponen-komponennya.
2. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem ekskresi merupakan hal pokok dalam homeostatis atau kondisi yang mantap dalam tubuh karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Pada mamalia, ginjal adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah (sekitar 10 cm panjangnya pada manusia). Ginjal mamalia memiliki dua daerah yang berbeda, yaitu korteks renal di bagian luar dan medula renal di bagian dalam. Nefron, yang merupakan unit fungsional ginjal vertebrata , terdiri atas sebuah tubula panjang tunggal; dan sebuah bola kapiler yang disebut glomerulus. Ujung buntu tubula itu membentuk pembengkakan mirip piala, yang disebut kapsula Bowman (Boeman’s capsule), yang mengelilingi glomerulus (Campbell, 2004 : 113-117).
Ginjal dibangun oleh tiga komponen dasar, yaitu : glomeruli, tubuli ginjal dan sepasang duktus longitudinal. Glomerulus merupakan anyaman kapiler arteri dimana terjadi penyaringan air, garam-garam (ion-ion) dan substansi lainnya dari darah. Tubulus ginjal berfungsi menampung filtrat glomerulus dan meneruskannya ke duktus longitudinal. Duktus longitudinal tumbuh dari hasil fusi ujung-ujung tubulus ginjal, yang selanjutnya tumbuh kaudal (Suripto, 1992 : 116-117).
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai Bowman, berfungasi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan kepiala ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada tiga tahap pembentukan urine:
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena aferen lebih besar dari permukaran eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman yang terdiri dari glukosa, air, natriu, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
b. Proses resbsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
c. Proses sekresi
Sisa penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria
(Syaifuddin, 2006 : 239).
Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbul refleks rasa ingin kencing bila tertimbun urine 200-300 ml dalam vesika urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya disebabkan karena :
1. BPH, yaitu pembesaran kelenjar prostat (sering terjadi pada pria diatas 50 tahun).
2. Batu uretra.
3. Striktura uretra, uretra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi
(Setiadi, 2007 : 132-133)
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi organ-organ dan lubang-lubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi; di dalamnya terdapat ujung saraf peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan exkretori, sekretori dan absorpsi. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, diseblah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, dibelakang peritoneum, dan karena itu diluar rongga peritonium. Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebrata vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di seblah kanan. Setiap ginjal panjangnya 6 sampai 7 ½ sentimeter, dan tebal 1 ½ sampai 2 ½ sentimeter. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram. Bentuk ginjal seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum menghadap ke tulang punggung. Sisi luarnya cembung. Pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilum. Di atas setiap ginjal menjulang sebuah kelenjar suprarenal. Ginjal kanan lebih pendek dan lebih tebal dari yang kiri (Pearce, 2004 : 239-245).
Ginjal (ren) atau buah pinggang; yaitu pembuangan ampas metabolisme protein, terutama berupa urea, sedikit asam urat atau amoniak. Hati (lever), hepar; yaitu organ pencernaan dan metabolisme yang terdiri dari belahan (lobi, jamak lobus). Kulit (cutis), organ yang berfungsi melindungi tubuh dari gangguan luar: biologis (kuman, serangga), kimia dan fisik. Paru (pulmo); alat pernafasan pada hewan darat. Dibina atas satuan alat pernafasan: alveoli. Saluran nafas sejak dari luar sampai ke alveoli: trachea, bronchus, bronchiolus, dan kantung alvoelus. Paru berada dalam kantung pleura. Pada dipnoi paru berupa kantung sederhana yang dibina atas sel-sel epitel gepeng, yang sedikit berlekuk ke dalam (Sujana, 2007 : 333-500).











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi Ginjal

Keterangan:
1. Arteri dari vena renalis
2. Ureter






























2. Anatomi Ginjal

Keterangan:
1. Arteri dari vena renalis
2. Pelvis
3. Ureter
4. Papilla
5. Kaliks
6. Kolumna renalis
7. Medulla
8. Piramid
9. Korteks















3. Sistem Urinaria

Keterangan:
1. Vena kava inferior
2. Kelenjar adrenal
3. Aorta
4. Ginjal
5. Arteri dan vena renalis kanan
6. Arteri dan vena renalis kiri
7. Ureter
8. Kandung Kemih
9. Uretra
























4. Vesika Urinaria

Keterangan:
1. Ureter
2. Uretra
3. Otot polos
4. Kelenjar prostat
5. Kelenjar bulbiretral
6. Orifisium uretra
7. Ujung potongan peritoneum




























5. Penampang Anatomi Nefron

Keterangan:
1. Arteriola aferen
2. Badan Malphigi
3. Kapsul Bowman
4. Glomerulus
5. Tubulus Proksimal






6. Diagram Pengeluaran Urin

Keterangan:
1. Arteriola aferen
2. Badan Malphigi
3. Kapsul Bowman
4. Glomerulus
5. Tubulus Proksimal
6. Tubulus kontorti turun
7. Lengkung Henle
8. Tubulus kontorti naik
9. Tubulus distal
10. Tubulus kolekta




7. Penampang Kulit

























Keterangan:
1. Pori keringat 11. Jaringan adiposa
2. Batang rambut 12. Hipodermis
3. Otot erektor 13. Lapisan retikular
4. Kelenjar sabasea 14. Dermis
5. Saraf 15. Lapisan papilar
6. Akar rambut 16. Epidermis
7. Folikel rambut
8. Arteri
9. Kelenjar keringat
10. Serabut saraf sensoris



8. Struktur Hati
Keterangan:
1. Vena kava inferior
2. Lobus kanan
3. Kandung empedu
4. Ligamentum falsiformis
5. Lobus kiri
















B. Pembahasan
Pada prinsipnya, pada tubuh manusia terdapat proses metabolisme, yang meliputi pencernaan, peredaran darah dan pernapasan. Dari proses-proses tersebut akan menghasilkan energi dan zat sisa (sampah metabolisme). Zat sisa atau sampah metabolisme lebih sering disebut ekskresi. Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Hasil sistem ekskresi dapat dibedakan menjadi: zat cair yaitu berupa keringat, urine dan cairan empedu; zat padat yaitu berupa feces; gas berupa CO2; uap air berupa H2O.
Sistem ekskresi berperan untuk mengeluarkan zat-zat sisa yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh manusia. Dengan kata lain, jika zat-zat sisa metabolisme tidak dikeluarkan, akan meracuni tubuh manusia. Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit. Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari; kulit, paru-paru, hati, dan ginjal.
Kulit, merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. Kulit ini berfungsi; sebagai alat pengeluaran cairan keringat, sebagai alat pengatur suhu tubuh, sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, sebagai alat indera peraba, sebagai alat pelindung untuk mengurangi hilangnya air dari dalam tubuh, sebagai pelindung tubuh dari gesekan, penyinaran sinar matahari/UV, zat-zat kimia dan lain sebagainya. Kulit dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Epidermis/Kulit Ari. Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang tersusun atas beberapa lapisan kulit pada penampang lintang kulit atau struktur anatomi kulit akan memperlihatkan pewarnaan yang berbeda satu dengan yang lain. Lapisan tersebut adalah: lapisan korneum merupakan lapisan yang terdiri dari sel-sel yang yang telah mati dan sifatnya mudah mengelupas. Lapisan ini selnya kaya akan sel tanduk; lapisan lusidum merupakan lapisan yang melindungi hilangnya air dari tubuh dan mencegah masuknya zat/benda asing dalam kulit, lapisan ini banyak mengandung zat lemak; lapisan granulosum merupakan lapisan yang memberikan kekuatan dan kelenturan kulit, lapisan ini banyak mengadung pigmen kulit yaitu melanin; lapisan spinosum/akantosum merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya disebut spinosum karena sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelular bridges atau jembatan interselular; lapisan germinativum/basal merupakan lapisan yang selalu dapat menghasilkan sel-sel kulit yang baru yang berguna untuk menggantikan sel-sel kulit yang telah mati.
Dermis/kulit jangat, merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan diseblah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak. Dermis tersusun dari; glandula sudorifera/kelenjar keringat, glandula sebaceae/kelenjar minyak, akar rambut, pembuluh darah, sel-sel saraf, dan reseptor indera peraba.
Jaringan Lemak merupakan lapisan yang terdapat di paling bawah/dasar dari lapisan dermis. Jaringan ini berguna untuk melindungi tubuh dan pengaruh perubahan suhu dari luar tubuh. Kelenjar keringat adalah alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh, berkurang pada waktu iklim dingin dan meningkat pada waktu suhu panas. Sekresi aktif dari kelenjar keringat, di bawah pengendalian saraf simpatis. Cairan keringat banyak mengandung air (mendominasi); garam mineral/NaCl (NatriumChlorida), juga mendominasi cairan bersamaan dengan air; urea (sebagian kecil). Setiap hari manusia menghasilkan ± 225 ml dari 2 juta kelenjar keringat yang tersebar pada lapisan dermis.
Paru-paru selain termasuk dalam sistem respirasi, paru-paru juga termasuk dalam sistem ekskresi. Karena setelah kita menghirup oksigen, terjadi pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida di paru-paru, tepatnya di alveolus. Jadi, paru-paru merupakan organ ekskresi karena mengeluarkan karbon dioksida. Paru-paru terletak di rongga dada dan teridiri dari 2 bagian yaitu bagian dexter yang memiliki 3 lobi dan bagian sinister yang memilki 2 lobi. Memiliki selaput tipis yang disebut pleura. Menghasilkan CO2 dalam bentuk gas dan H2O dalam bentuk uap air sebagai hasil dari ekskresi.
Hati atau hepar adalah orhan yang paling besar dalam tubuh kita, warnanya coklat, dan beratnya ± 1 ½ kg. Letaknya, bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Fungsi hepar yaitu: sebagai penyimpan gula dalam bentuk glikogen; sebagai tempat penetralan zat racun dan membunuh kuman/detoksifikasi; sebagai tempat perombakan sel darah merah; sebagai tempat perombakan protein tertentu dan pembentukkannya, seperti mengubah amonia menjadi ureum; sebagai tempat perubahan provitamina menajdi vitamin A; sebagai tempat penghasil cairan empedu (bilirubin dan biliverdin).
Ginjal merupakan organ ekskresi, karena ginjal mengeluarkan zat sisa yang berupa urine, yang terdiri dari sebagian air, urea, garam-garam dan mineral dan zat sisa lain yang berupa racun. Di dalam tubuh manusia, terdapat sepasang ginjal yang terletak di rongga perut bagian belakang. Ginjal manusia tersusun atas 3 bagian, yaitu kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis).
Kulit Ginjal (Korteks). Bagian ini adalah bagian yang paling luar. Pada bagian ini terdapat berjuta-juta sel nefron yang berfungsi sebagai filtrasi/penyaringan darah. Nefron terdiri atas badan Malpighi, yang tersusun oleh glomerulus dan kapsul Bowman.
Sumsum Ginjal (Medula). Medula atau sumsum ginjal tersusun atas beberapa badan yang berbentuk piramida. Pada bagian ini terdapat ribuan pembuluh halus yang merupakan kelanjutan kapsul Bowman. Sumsum ginjal merupakan bagian tengah ginjal, dan tempat yang dilalui oleh urine sekunder.
Rongga Ginjal (Pelvis). Bagian ini adalah bagian yang paling dalam. Urine hasil penyaringan dari glomerulus akan menetes ke pelvis sebagai tempat menampung sementara urine sekunder. Setelah proses ini, urine meninggalkan rongga ginjal menuju ke kandung kemih.
Ginjal memiliki beberapa fungsi yaitu: menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh; mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan; reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal; menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia; menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang, dan lain sebagainya.
Nefron terdiri dari: badan malphigi yaitu gabungan dari glomerulus (kumpulan kapiler darah) dan Kapsul Bowman; tubulus kontortus proksimal (pembuluh yang dekat badan malphigi); Lengkung Henle ( terdiri dari saluran naik dan turun); dan tubulus kontortus distal (pembuluh yang jauh dari badan malphigi).
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
Penyaringan (filtrasi). Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
Penyerapan kembali (reabsorbsi). Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
Augmentasi merupakan proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urin ada 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal, meliputi: Hormon Antidiuretik (ADH). Hormon ini mempengaruhi kesetimbangan air dalam darah, ia mengatur reabsorpsi air pada tubulus kontortus distal; Hormon Insulin. Hormon ini mempengaruhi kadar glukosa dalam darah, ia mengatur reabsorpsi glukosa jika kadar insulin rendah maka gula darah akan meningkat.
Faktor eksternal, meliputi: jumlah air yang diminum, banyak minum menyebabkan konsentrasi air dalam darah >, konsentrasi protein < ADH < filtrasi berkurang < penyerapan air < sehingga urine yang dihasilkan meningkat dan encer.
Pada sistem ekskresi manusia juga sering terjadi kelainan dan beberapa penyakit yang diakibatkan oleh pola makan atau serangan terhadap bibit penyakit yang masuk kedalah tubuh. Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi manusia yaitu: Albuminuria. Tandanya urine banyak mengandung albumin, penyebabnya kekurangan protein, akibatnya tubuh kekurangan albumin yang menjaga agar cairan tidak keluar dari darah. Hematuria. Tandanya urine mengandung darah, penyebabnya peradangan ginjal, batu ginjal dan kanker kandung kemih. Nefrolitiasis (batu ginjal). Tandanya urine sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih. Penyebabnya konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan saluran ureter. Akibatnya sulit mengeluarkan urine, urine bercampur darah. Nefritis. Tandanya radang ginjal bagian nefron yang diawali peradangan glomerulus. Gagal ginjal. Tandanya yaitu meningkatnya kadar urea dalam darah, penyebabnya nefritis (radang ginjal), akibatnya zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam darah, pengobatannya cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal. Diabetes Melitus. Tandanya kadar glukosa darah melebihi normal, penyebabnya kekurangan hormon insulin, akibatnya luka sulit sembuh, pengobatannya pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan pada dewasa dilakukan diet rutin, olahraga dan pemberian obat penurun kadar glukosa darah. Hepatitis. Tandanya perubahan warna kulit dan putih mata menjadi kuning, urine menjadi kecoklatan seperti air teh. Penyebabnya virus. Akibatnya hati meradang dan kerja hati terganggu. Pencegahannya yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung atau penggunaan barang bersama-sama dengan penderita hepatitis, gunakan jarum suntik untuk sekali pakai. Kencing Batu. Tandanya sulit buang kecil, penyebabnya yaitu terjadi pengendapan zat kapur dalam ginjal.


BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Hasil sistem ekskresi dapat berupa zat cair yaitu berupa keringat, urine dan cairan empedu; zat padat yaitu berupa feces; gas berupa CO2; uap air berupa H2O.
2. Organ-organ sistem ekskresi meliputi; kulit, paru-paru, hati, dan ginjal.
3. Hasil dari sistem ekskresi, yaitu; kulit berupa keringat, paru-paru berupa CO2 dan H2O, hati berupa cairan empedu, dan ginjal berupa urin.
4. Ginjal merupakan organ ekskresi karena ginjal mengeluarkan zat sisa yang berupa urine yang terdiri dari sebagian air, urea, garam-garam dan mineral serta zat sisa lain yang berupa racun. Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
B. Saran
Semangatttttttttttttttttt Biologi 07

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid-3. Erlangga. Jakarta.
Pearce. E., 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Setiadi, 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sujana. A., 2007. Kamus Lengkap Biologi. Mega Aksara. Jakarta.
Suripto, 1992. Struktur Hewan. ITB. Bandung.
Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. EGC. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar