Powered By Blogger

Sabtu, 21 Mei 2011

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM RANGKA)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. Kerangka juga berfungsi sebagai alat gerak pasif, yang mana tidak dapat bergerak jika tidak adanya kontraksi otot. Fungsi lainnya yaitu sebagai tempat pembuatan sel darah, khususnya sel darah merah.
Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Kerangka manusia dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu: kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut: tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga-iga, tulang hioid: dan kerangka appendikuler terdiri atas anggota gerak (atas dan bawah) dan gelang panggul.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem skeleton (sistem rangka) beserta struktur-struktur yang dimilikinya, maka perlu diadakan suatu praktikum yang membahas tentang hal ini.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi dari sistem skeleton.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur mikroskopik tulang.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi gros anatomi tulang.
4. Mahasiswa dapat membedakan antara skeleton axial dan skeleton appendikular, dan menyebutkan masing-masing komponennya.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tulang-tulang yang membentuk korset pektoralis dan pelvik.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui fungsi dan struktur mikroskopik dari sistem skeleton.
2. Kita dapat mengetahui tentang skeleton axial dan skeleton appendikular, beserta komponen-komponennya.
3. Kita dapat mengetahui tentang gros anatomi tulang dan tulang-tulang apa saja yang membentuk korset pektoralis dan pelvik.
4. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut: tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga-iga, tulang hioid. Kerangka appendikuler terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul (Pearce, 2004: 43).
Susunan kerangka terdiri dari susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan yang terdiri dari tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah); tulang wajah (14 buah); tulang telinga dalam (6 buah); tulang lidah (1 buah); tulang yang membentuk kerangka dada (25 buah); tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah); tulang anggota yang membentuk lengan (anggota gerak atas) (64 buah); tulang yang membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62 buah). Guna kerangka: 1). menahan seluruh bagian-bagian badan supaya jangan rubuh; 2). melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru-paru; 3). tempat melekatnya otot-otot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot; 4). tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah, dan; 5). memberikan bentuk pada bangunan tubuh (Syaifuddin, 2006: 46).
Tulang-tulang penyusun rangka tubuh manusia berdasarkan jenisnya terdiri dari tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Tulang rawan adalah jaringan pengikat atau penyokong yang terdiri atas sel bulat yang letaknya menyebar dua-dua atau empat-empat terdapat dalam matriks yang disebut kondrin. Berdasarkan matriksnya tulang rawan terdiri dari tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, dan tulang rawan serabut putih. Sedangkan tulang keras merupakan jaringan pengikat yang tersusun oleh sel tulang (osteoblast) yang menghasilkan matriks yang mengandung endapan zat kapur, sehingga matriksnya menjadi lebih keras dibandingkan dengan tulang rawan. Berdasarkan matriksnya tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak dan tulang spons (Suripto, 1992: 24).
Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. rangka merupakan tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/sistem-rangka-dan-otot-manusia-5/).
Dalam melakukan gerak tubuh, manusia didikung oleh sejumlah tulang / rangka. Rangka manusia sekitar 214 tulang yang dapat dikelompokkan menjadi skeleton aksial dan skeleton appendikular. Skeleton aksial adalah rangka penyusun sumbu tubuh yang terdiri dari tulang rusuk, tulang dada, tulang tengkorak (tulang penyusun kepala), dan tulang belakang. Sedangkan appendikular adalah rangka tambahan yang terdiri atas tulang penyusun gelang bahu, tulang ekstremitas atas (anggota gerak atas/tangan), gelang panggul, dan ekstremitas bawah (kaki) (Frandson, 1992: 278).
Sistem skeleton terdiri dari sekitar 200 tulang yang bersama-sama membentuk rangka tubuh yang kuat dan bisa digerakkan. Sistem ini mempunyai empat fungsi utama. Ia mendukung dan melindungi jaringan lunak dan organ vital di sekitarnya. Ia berperan dalam pergerakan tubuh menjadi tempat perlekatan otot-otot dan menjadi pengumpil pada sendi. Ia memproduksi sel-sel darah dalam sum-sum tulang merah dan menjadi gudang bagi garam-garam mineral, terutama fosfor dan kalsium (Watson, 2002: 132).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rangka).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 11 Mei 2010, pukul 11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat peraga kerangka manusia secara utuh, dan tengkorak.
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Rangka (tampak depan)

Keterangan:
1. Kranium
2. Hioid
3. Klavikula
4. Skapula
5. Tulang-tulang torakal
6. Sternum
7. Iga – iga
8. Humerus
9. Ulna
10. Radius
11. Karpal
12. Metakarpal
13. Kolumna vertebralis
14. Tulang koksa
15. Femur
16. Patella
17. Tibia
18. Fibula
19. Tarsal
20. Metatarsal
21. Falang










2. Rangka (tampak belakang)

Keterangan
1. Kranium
2. Hioid
3. Klavikula
4. Skapula
5. Tulang-tulang torakal
6. Sternum
7. Iga – iga
8. Humerus
9. Ulna
10. Radius
11. Falang
12. Kolumna vertebralis
13. Tulang koksa
14. Sakrum
15. Koksigis
16. Femur
17. Tibia
18. Fibula




















3. Struktur Tulang

Keterangan:
1. Pembuluh darah
2. Tulang kanselus
3. Tulang kompakta
4. Diafisis
5. Epifisis
6. Garis epifisis
7. Kanalis Haversian
8. Sistem Haversian
9. Sumsum
10. Kavitas medularis
11. Periostium
12. Trabekula
13. Kanalis Volkmann’s




















4. Tengkorak (bagian depan)

Keterangan:
1. Frontal
2. Parietal
3. Glabella
4. Foramen supraorbital
5. Foramen optik
6. Konka tengah dari etmoid
7. Lempeng perpendicular etmoid
8. Konka inferior
9. Maksila
10. Mandibula
11. Foramen mental
12. Vomer
13. Foramen infraorbital
14. Nasal
15. Zigomatikus
16. Lakrimal
17. Etmoid
18. Sfenoid
















5. Tengkorak (bagian samping)

Keterangan:
1. Sutura koronal
2. frontal
3. Sfenoid
4. Etmoid
5. Lakrimal
6. Nasal
7. Zigomatikus
8. Maksila
9. Mandibula
10. Foramen mental
11. Prosesus karanoid
12. Prosesus pterigoid
13. Prosesus stiloid
14. Prosesus mastoid dari tulang temporal
15. Prosesus kondiloid
16. Muara auditorius eksternal
17. Temporal
18. Sutura lambdoidal
19. Parietal
20. Sutura Skuamosa








6. Bagian Dalam Rongga Tengkorak

Keterangan:
1. Fossa anterior
2. Fossa kranium tengah
3. Fossa kranium depan
4. Lamina Kribosa etmoidalis
5. Foramen Rotundum
6. Foramen Ovale
7. Meatus Auditori interna
8. Foramen magnum




7. Tulang Dada

Keterangan:
1. Iga Sejati
2. Kartilago kosta
3. Iga tak sejati
4. Iga melayang
5. Sternum
6. Manubrium
7. Korpus
8. Prosessus xifoideus
9. Vertebra





8. Alat Gerak Atas (utuh)

Keterangan:
1. Klavikula
2. Skapula
3. Humerus
4. Ulna
5. Radius
6. Karpal
7. Metakarpal
8. Falang
































9. Alat Gerak Atas
a. Humerus

Keterangan:
1. Kepala
2. Tuberositas mayor
3. Leher anatomik
4. Tuberositas minor
5. Leher chirurgikum
6. Celah bisipital
7. Tuberositas deltoid
8. Celah spiral
9. Fossa koronoid
10. Trkhlea
11. Kapitulum
12. Fossa olekranon
13. Epikondilus medialis

















b. Ulna

Keterangan:
1. Olekranon
2. Takik trokhlearis
3. Koronoid
4. Takik radialis
5. Tepi Interoseus
6. Batang











c. Radius

Keterangan:
1. Kepala
2. Leher
3. Tuberositas radii
4. Batang
5. Permukaan persendian untuk ulna
6. Permukaan untuk ujung karpal
7. Prosessus stiloideus
8. Permukaan persendian karpal


10. Tulang Paha (Femur)

Keterangan:
1. Kaput
2. Trokhanter besar
3. Kolumna Krista inter-trokhantrik
4. Trokhanter kecil
5. Garis spinal
6. Aspera linea
7. Epikondilus lateral
8. Bubungan suprakondiler lateral
9. Kondilus lateral
10. Fosa interkonsiler




a. Anterior b. Posterior
















11. Tulang Tibia dan Fibula

Keterangan:
1. Tuberkel interkondiler
2. Kondilus lateral
3. Kondilus media
4. Tuberkel tibia
5. Kepala fibular
6. Tibia
7. Fibula
8. Batas interoseus
9. Batas anterior tibial
10. Permukaan lateral
11. Permukaan medial
12. Batas anterior
13. Permukaan anterior
14. Maleolus media
15. Maleolus lateral
16. Permukaan artikular inferior












12. Tulang Telapak Kaki Kanan

a. Dorsal

Keterangan:
1. Kalkaneus
2. Talus
3. Navikulare
4. Kuboid
5. Kuneiformis lateralis
6. Kuneiformis intermedialis
7. Kuneiformis medialis











b. Lateral

Ketetangan:
1. Tibia
2. Talus
3. Navikulare
4. Kuneiformis medialis
5. Metatarsal
6. Maleolus medialis
7. kalkaneus





13. Tulang Belakang

Keterangan:
1. Vertebra servikal
2. Vertebra torakalis
3. Vertebra lumbalis
4. Vertebra sakralis
5. Vertebra koksigialis






























14. Gelang Panggul

a. Pria

Keterangan:
1. Ilium
2. Sakrum
3. Foramen obturator
4. Simfisis pubis
5. Iskium
6. Asetabulum
7. Sendi sakro-iliaka








b. Wanita

Keterangan:
1. Promontorium sakralis
2. Garis ilio-pektinalis
3. Tepi tulang pubis
4. Arkus pubis











B. Pembahasan
Kerangka (sistem skeleton) merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka ini memiliki beberapa fungsi, yaitu: menahan seluruh bagian-bagian badan agar tidak rubuh; melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru-paru; sebagai tempat melekatnya otot-otot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantara otot; sebagai tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah; serta memberikan bentuk pada bangunan tubuh. Sistem kerangka terdiri dari dua macam, yaitu kerangka axial (kerangka sumbu) dan kerangka appendikular. Kerangka axial terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga-iga, serta tulang hioid, sedangkan kerangka appendikular terdiri atas anggota gerak (atas dan bawah) dan gelang panggul.
Susunan kerangka terdiri dari susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah tulang yang saling berhubungan satu sama lainnya, yang terdiri dari tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah); tulang wajah (14 buah); tulang telinga dalam (6 buah); tulang lidah (1 buah); tulang yang membentuk kerangka dada (25 buah); tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah); tulang anggota yang membentuk lengan (anggota gerak atas) (64 buah); tulang yang membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62 buah). Berdasarkan bentuk dan formasinya, tulang-tulang kerangka diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu; tulang panjang atau tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan, dan tulang sesamoid.
Tulang kepala atau tengkorak merupakan tulang kerangka dari kepala yang bentuknya melengkung, yang disusun oleh tengkorak otak dan tengkorak wajah.
Tengkorak otak, terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut dengan sutura. Banyaknya delapan buah dan terdiri dari tiga bagian, yaitu: kubah tengkorak, yang terdiri dari tulang frontal (tulang dahi yang terletak di bagian depan kepala), tulang parietal (tulang ubun-ubun terletak di tengah kepala), dan tulang oksipital (tulang kepala belakang); dasar tengkorak, terdiri dari tulang sfenoidal (tulang baji) yang terletak di tengah dasar tengkorak, bentuknya seperti kupu-kupu yang memepunyai tiga pasang sayap, dan tulang etmoidal (tulang lapis), terletak di sebelah depan dari tulang sfenoidal, di antara lekuk mata, terdiri dari tulang tipis yang tegak dan mendatar, bagian yang mendatar mempunyai lubang-lubang kecil (lempeng tipis) yaitu tempat berlalunya saraf pencium ke hidung sedangkan bagian yang tegak di sebelah depannya membentuk sekat rongga hidung; samping tengkorak dibentuk oleh tulang pelipis (tulang temporal) dan sebagian tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang baji. Tulang pelipis terdapat di bagian kiri dan kanan samping kepala dan terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian tulang rawan (skuamosa) yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan rongga telinga dalam, bagian tulang keras (tulang petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai taju yang disebut prosesus stiloid, bagian mastoid terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara dan mempunyai taju, bentuknya seperti putting susu yang disebut dengan prosesus mastoid.
Sutura (sela) kranium merupakan sambungan tulang-tulang tengkorak yang tidak dapat bergerak. Terdapat beberapa sutura pada kranium, yaitu sutura kronalis (sambungan antara tulang frontal dan kedua tulang parietal), sutura sagitalis (sambungan antara kedua tulang parietal dan berjalan dari depan ke belakang melalui puncak tengkorak), dan sutura lamboidalis (sambungan antara tulang oksipital dan kedua tulang parietal).
Tengkorak wajah, bentuknya lebih kecil daripada tengkorak otak, di dalamnya terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (kavum oris), rongga hidung (kavum nasi) dan rongga mata (kavum orbital). Tengkorak wajah dibagi atas dua bagian yaitu, bagian hidung dan bagian rahang. Bagian hidung; terdiri dari tulang lakrimal (tulang air mata) yang terletak di sebelah kiri/kanan pangkal hidung disudut mata, tulang nasal merupakan tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas, tulang konka nasal merupakan tulang karang hidung letaknya di dalam rongga hidung dan bentuknya berlipat-lipat, tulang septum nasi (sekat rongga hidung) yang merupakan sambungan tulang tapis yang tegak. Bagian rahang; terdiri dari tulang maksilaris yang membentuk tulang rahang atas dan memuat gigi atas, badan maksila memuat rongga udara yang agak besar yaitu sinus maksilaris yang berhubungan dengan hulu hidung melalui dua lubang kecil. Tulang zigomatikum (tulang pipi) terdiri dari dua bagian yaitu sebelah kanan dan kiri. Tulang palatum (tulang langit-langit), terdiri dari dua buah tulang (sebelah kanan dan kiri). Tulang mandibula (tulang rahang bawah), bentuknya seperti logam kuda, bagian muka membentuk taju yang disebut dengan prosesus karakoid yaitu tempat melekatnya otot-otot kunyah dan kondilus yang membentuk persendian tulang pipi. Tulang hioid, merupakan tulang lidah yang letaknya gak terpisah dari tulang-tulang wajah yang lain yaitu terdapat di pangkal leher di antara otot-otot leher.
Kerangka dada, tersusun atas tulang keras dan tulang rawan. Torax berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, di bagian bawahnya lebih lebar daripada di bagian atas dan di bagian belakang lebih panjang daripada di depan. Kerangka dada dibentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga dada yang terdiri dari; 1 buah tulang dada (sternum), 12 pasang tulang iga (kosta), dan 12 ruas vertebra torakalis. Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga dada) bentuknya gepeng dan sedikit melebar, yang terdiri atas tiga bagian, yaitu: manubrium sterni, bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka atau klavikula dan tulang iga; korpus sterni, bagian yang terbesar dari tulang dada dan membentuk persendian dengan tulang-tulang iga; prosesus xifoid, bagian ujung dari tulang dada dan pada bayi masih berbentuk tulang rawan. Tulang iga (kosta), banyaknya 12 pasang (24 buah), terdapat di bagian kiri dan kanan rongga dada. Bagian depan berhubungan dengan tulang dada dengan perantara tulang rawan. Bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas vertebra torakalis dengan perantara persendian. Perhubungan ini memungkinkan tulang-tulang iga dapat bergerak kembang kempis menurut irama pernapasan. Tulang iga ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu: iga sejati (tulang kosta vera), banyaknya tujuh pasang, berhubungan langsung dengan tulang dada dengan perantara persendian; tulang iga tak sejati (tulang kosta spuria), banyaknya tiga pasang, berhubungan dengan tulang dada dengan perantara tulang rawan dari tulang iga sejati ke-7; dan tulang iga melayang (tulang kosta fluitantes), banyaknya dua pasang, tidak mempunyai hubungan dengan tulang dada. Tulang rawan iga merupakan deretan tulang rawan hialin yang menyambungkan iga pada sternum dan karena sifatnya elastik, sehingga dapat memberi kelonggaran gerak.
Tulang belakang, merupakan sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Di antara tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 cm. Ruas tulang belakang ini jumlahnya 33 ruas, dimana 24 ruas di antaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang. Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama, hanya ada perbedaannya sedikit bergantung pada kerja yang ditanganinya. Ruas-ruas ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: badan ruas, merupakan bagian yang terbesar, bentuknya tebal dan kuat dan terletak di sebelah depan; lengkung ruas, merupakan bagian yang melingkari dan melindungi lubang ruas tulang belakang, terletak di sebelah belakang dan pada bagian ini terdapat beberapa tonjolan, yaitu prosesus spinosus/taju duri (terdapat di tengah lengkung ruas dan menonjol ke belakang), prosesus transversum/taju sayap (terdapat di samping kiri dan kanan lengkung ruas), dan prosesus artikulasi/taju penyendi (membentuk persendian dengan ruas tulang belakang). Bagian-bagian ruas tulang belakang terdiri dari: vertebra servikalis (tulang leher) 7 ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lewatnya saraf yang disebut foramen transversalis. Ruas pertama vertebra servikalis disebut atlas yang memungkinkan kepala mengangguk , ruas kedua disebut prosesus odontoid (aksis) yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ke-7 mempunyai taju yang disebut prosesus prominan, yang taju ruasnya agak panjang; vertebra torakalis (tulang punggung), terdiri dari 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kuat, taju durinya panjang dan melengkung. Pada bagian dataran sendi sebelah atas, bawah, kiri dan kanan membentuk persendian dengan tulang iga; vertebra lumbalis (tulang pinggang), terdiri dari 5 ruas. Badan ruasnya besar, tebal dan kuat dibandingkan dengan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti ginjal; vertebra sakralis (tulang kelangkang), terdiri dari 5 ruas. Ruas-ruasnya menjadi satu, sehingga menyerupai sebuah tulang, di samping kiri/kanannya terdapat lubang kecil 5 buah yang disebut foramen sakralis. Tulang sakrum menjadi dinding bagian belakang dari rongga panggul; dan vertebra koksigialis (tulang ekor), terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang disebut juga tulang koksigialis yang dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan sakrum.
Kolumna vertebralis (ruas tulang belakang), jika dilihat dari samping, maka terdapat empat kurva atau lengkung. Lengkung vertikal, daerah leher melengkung ke depan daerah torakal melengkung ke belakang, daerah lumbal melengkung ke depan dan daerah pelvis melengkung ke belakang. Sendi kolumna vertebralis dibentuk oleh bantalan tulang rawan yang terletak di antara tiap dua vertebra yang dikuatkan oleh ligamentum yang berjalan di depan dan di belakang vertebra sepanjang kolumna vertebralis. Cakram antar-badan vertebra adalah bantalan tebal dari tulang rawan fibrosa yang terdapat di antara badan vertebra yang dapat bergerak. Gerakan sendi dibentuk antara cakram dan vertebra dengan gerakan yang terbatas dan gerakannya fleksi, ekstensi, lateral, samping kiri dan samping kanan. Fungsi dari kolumna vertebralis yaitu sebagai penopang badan yang kokoh sekaligus bekerja sebagai penyangga dengan perantara tulang rawan cakram intervertebralis yang lengkungnya memberi fleksibilitas untuk membengkok tanpa patah. Cakram juga berguna untuk meredam gonjangan yang terjadi bila menggerakkan badan seperti waktu berlari dan meloncat, dengan demikian otak dan sumsum belakang terlindung terhadap gonjangan.
Gelang panggul dan pelvis, merupakan penghubung antara badan dan anggota bawah yaitu tulang sakrum dan koksigis yang bersendi satu dengan yang lainnya pada simfisis pubis. Pelvis terbagi atas dua bagian, yaitu pelvis mayor atau rongga panggul besar dan pelvis minor atau rongga panggul kecil. Di antara kedua rongga tersebut dibatasi oleh garis tepi atau linea terminalis.
Kerangka anggota gerak atas, berhubungan dengan kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain; gelang bahu (skapula dan klavikula), humerus, ulna dan radius, karpal, metakarpal, dan falang.
Gelang bahu, merupakan persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna, dikarenakan bagian belakangnya terbuka. Bagian ini dibentuk oleh dua buah tulang yaitu: skapula (tulang belikat), terdapat di bagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai VIII, bentuknya menyerupai segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang disebut spina skapula. Sebelah atas dan bawah spina skapula terdapat dataran melekuk yang disebut fosa supraskapula (sebelah atas) dan fosa infraskapula (sebelah bawah). Bagian ujungnya membentuk taju yang disebut akromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian; Klavikula (tulang selangka), bentuknya panjang, sedikit bengkok hampir menyerupai huruf S. Bagian yang berhubungan dengan sternum disebut ekstremitas sternalis, dan bagian yang berhubungan dengan akromion disebut ekstremitas akrominalis.
Humerus (tulang lengan) merupakan tulang terpanjang dari anggota atas yang berbentuk seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang disebut kaput humeri. Pada kaput ini terdapat tonjolan yang disebut tuberkel mayor dan minor, di sebelahnya terdapat lekukan yang disebut lekukan kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum, epikondilus lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa olekrani (bagian belakang).
Ulna (tulang hasta), yaitu sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang ini juga merupakan tulang bawah yang lengkungannya sejajar dengan jari kelingking arah ke siku mempunyai taju yang disebut prosesus olekrani yang berfungsi sebagai tempat melekatnya otot dan menjaga agar siku tidak membengkok ke belakang.
Radius (tulang pengumpil), yaitu tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna. Letaknya bagian lateral , sejajar dengan ibu jari. Di bagian yang berhubungan dengan humerus dataran sendinya berbentuk bundar yang memungkinkan lengan bawah dapat berputar atau telungkup.
Tulang pergelangan tangan dan tangan, disusun dalam beberapa kelompok. Karpal (tulang pergelangan tangan) atau tulang yang masuk formasi pergelangan, adalah tulang pendek. Tulang ini tersusun dalam dua baris, yaitu: bagian proksimal meliputi, tulang navikular (tulang bentuk kepala), tulang lunatum (tulang berbentuk tulang sabit), tulang triquetrum (tulang berbentuk segitiga), tulang fisiformis (tulang berbentuk kacang); dan bagian distal meliputi, tulang multangulum mavus (tulang besar bersegi banyak), tulang multangulum minus (tulang kecil bersegi banyak), tulang kapitatum (tulang berkepala), dan tulang hamatum (tulang berkait). Metakarpal (tulang telapak tangan), terdiri dari tulang pipa pendek, banyaknya 5 buah setiap batang, mempunyai dua ujung yang bersendi dengan tulang karpal dan bersendi dengan falang atau tulang jari. Falang (tulang jari tangan), juga terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya 14 buah dibentuk dalam 5 bagian tulang yang berhubungan dengan metakarpal perantara persendian. Falang ini terdiri dari 3 bagian yaitu, falang proksimal, falang tengah, dan falang distal.
Ilium (tulang usus), banyaknya 2 buah, kiri dan kanan. Bentuknya lebar dan gepeng serta melengkung menghadap ke perut. Bagian yang melekuk disebut tibia iliaka, bagian tepi disebut krista iliaka dan bagian ujung yang menonjol disebut spina iliaka. Pada tulang ini terdapat sebuah lubang mangkok sendi tempat kepala sendi tulang paha yang disebut asetabulum. Pubis (tulang kemaluan), terdiri atas sebuah badan dan dua ramus. Badannya berbentuk persegi empat dan di atasnya menjulang krista pubis. Tulang pubis bersatu di depan pada simfisis pubis. Iskium (tulang duduk), merupakan bagian yang tertebal dan terkeras. Bentuknya setengah lingkaran menghadap ke atas mempunyai tonjolan bertumpu pada tempat duduk yang disebut dengan tuber iskiadikum.
Kerangka anggota gerak bawah, terdiri dari femur, tibia dan fibula, tarsal, metatarsal dan falang. Femur (tulang paha), merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar yang berhubungan dengan asetabulum membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris. Di sebelah atas dan bawah dari kolumna femoris terdapat taju yang disebut trokanter mayor dan trokanter minor. Di bagian yang membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut kondilus medialis dan kondilus lateralis. Di antara kedua kondilus ini terdapat lekukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patela) yang disebut dengan fosa kondilus. Patela atau tempurung lutut merupakan tulang baji atau tulang sesamoid yang berkembang di dalam tendon otot kwadrisep extensor. Tibia (tulang kering), merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis, tibia ini juga merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Fibula (tualang betis), merupakan tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang ini adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
Tarsal (tulang pangkal kaki), dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki. Tulang ini terdiri dari tulang-tulang kecil yang banyaknya 5 buah, yaitu; talus (tulang loncat), kalkaneus (tulang tumit), navikular (tulang bentuk kapal), tulang kuboideum (tulang bentuk dadu), dan kunaiformi (3 buah), yaitu kunaiformi lateralis, kunaiformi intermedialis, dan kunaiformi medialis. Metatarsal (Tulang telapak kaki), terdiri dari tulang-tulang pendek yang banyaknya 5 buah yang masing-masing berhubungan dengan tarsus dan falang dengan perantara persendian. Falang (ruas jari kaki), merupakan tulang-tulang pipa pendek yang masing-masing terdiri atas 3 ruas kecuali ibu jari banyaknya 2 ruas. Falang ini terdiri dari 3 bagian yaitu, falang proksimal, falang medial, dan falang distal.


LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
”PENGINDERAAN KHUSUS”












OLEH
NAMA : WINNY AVERI
STAMBUK : A1C2 07073
PROG. STUDI : PEND. BIOLOGI
JURUSAN : PEND. MIPA
KELOMPOK : V (Lima)
ASISTEN PEMB. : ASLAN

LABORATORIUM UNIT PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suripto, 1992. Struktur Hewan. IPB. Bandung

Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.





http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rangka

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/sistem-rangka-dan-otot-manusia-5/






















BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Beberapa fungsi dari sistem skeletal, yaitu; sebagai alat gerak pasif, sebagai penyokong tubuh, sebagai pelindung organ-organ vital, sebagai tempat melekatnya otot-otot, memberikan bentuk pada bangunan tubuh, dan sebagai tempat pembentukan sel darah khususnya sel darah merah.
2. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
3. Skeleton aksial adalah kerangka sumbu, contohnya; tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga, dan tulang hyoid. Skeleton appendikular adalah kerangka yang terdiri dari alat gerak (atas dan bawah) dan gelang panggul.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada kesempatan kali ini adalah agar pada praktikum selanjutnya agar alat peraga kerangka manusia dapat lebih baik (masih utuh/belum banyak bagian-bagian yang hilang), sehingga kita sebagai praktikan dapat lebih mudah memahami tentang Sistem Rangka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar