Powered By Blogger

Sabtu, 21 Mei 2011

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM SARAF/KOORDINASI)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan paling rumit dalam tubuh kita adalah jaringan saraf. Kerumitan ini berasal dari kemampuan sel-sel saraf untuk berkomunikasi satu sama lain dengan jenis-jenis sel-sel lain (sel otot, sel-sel kelenjar). Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Susunan saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu; susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat terdiri dari medula spinalis dan otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak), sedangkan susunan saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom (susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik).
Dengan demikian, untuk memehami lebih mendalam tentang sistem koordinasi atau sistem persarafan yang terjadi didalam tubuh menusia maka dilakukanlah praktikum yang membahas tentang hal ini.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur neuron, serta mengelompokkannya berdasarkan struktur, fungsi, dan posisinya.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan refleks sederhana, serta membedakan antara refleks sederhana dan refleks kompleks.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan serebrum dan mengidentifikasi lobus berdasarkan lokasi serta fungsinya.
4. Mahasiswa dapat menyebutkan organ dari otak belakang dan hubungan fungsinya dengan otak dan medula spinalis.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi 12 saraf kranial berdasarkan nomor, fungsi dan penyebarannya.
6. Mahasiwa dapat menjelaskan anatomi sistem saraf otonom, dan mengintegrasikannya dengan sistem saraf pusat.
7. Mahasiswa dapat menjelaskan aksi kimiawi dari kedua bagian simpatis dan parasimpatis.
8. Mahasiswa dapat mengidentifikasi serat-serat adrenergik dan kolinergik serta reseptornya.
9. Mahasiswa dapat mendefinisikan antagonisme.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui tentang sistem koordinasi (sistem persarafan) beserta komponen-komponennya.
2. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf dapat kita menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot. Pembagian susunan saraf yaitu; susunan saraf pusat, yang terdiri dari medula spinalis dan otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak); susunan saraf perifer, yang terdiri dari susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom (susunan saraf simpatis dan susunan saraf parasimpatis) (Syaifuddin, 2006: 274).
Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting: (1) Susunan Saraf Pusat atau Sistem Serebrospinal dan (2) Susunan Saraf Otonom, yang mencakup Susunan Saraf Simpatis dan Susunan Saraf Parasimpatis. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan urat-urat saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang tadi, yang disebut urat saraf periferi (urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu dari empat kelompok jaringan utama pada tubuh (Pearce, 2004: 275).
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf).
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang berfungsi sebagai penerima dan penghantar rangsangan ke semua bagian tubuh tersebut. Jadi daringan saraf merupakan jaringan komunikasi dalam tubuh. Sistem saraf merupakan sistem yang berhubungan dengan seluruh bagian tubuh pada umumnya. Sistem saraf mengatur aktivitas alat-alat tubuh yang mengalami perubahan relatif cepat, seperti pergerakan otot rangka, pergerakan otot polos dan sekresi kelenjar (Raven, 1981: 214).
Jaringan paling rumit dalam tubuh kita adalah jaringan saraf. Kerumitan ini berasal dari kemampuan sel-sel saraf untuk berkomunikasi satu sama lain dengan jenis-jenis sel-sel lain (sel otot, sel-sel kelenjar). Semua sel yang membentuk satu kesatuan kelompok itu berada dalam komunikasi satu sama lain melalui sinyal elektris dan peranan kimiawi yang membentuk dan memelihara kesatuan sel ini sebagai keseluruhan sistem saraf dapat dibagi dalam satu sisotem (Bevalender, 1998: 132).
Sistem saraf volunter (saraf sadar) terdiri atas saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri atas otak (otak kecil dan otak besar) dan sumsum lanjutan, serta sumsum tulang punggung. Sedangkan saraf tepi terdiri atas 12 pasang urat saraf otak dan 31 pasang urat saraf sumsum tulang belakang (Irianto, 2008: 244).
Neuron sensori dapat meneruskan impulsnya langsung ke neuron motor sambungannya terdapat di sistem saraf pusat. Tetapi seringkali impuls dari neuron sensoris melewati satu atau banyak interneuron sebelum akhirnya mencapai neuron motor. Sistem saraf pusat terdiri dari jutaan interneuron (Kimball, 1983: 640).

















BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah charta sistem koordinasi (sistem saraf).
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Susunan saraf secara keseluruhan

Keterangan:
1. Otak besar
2. Otak kecil
3. Serabut akar saraf leher
4. Serabut akar punggung
5. Serabut akar pinggang
6. Serabut akar pinggul
7. Serabut akar tungging
8. Saraf ekor kuda
9. Saraf tulang duduk
10. Benang ujung
11. Batang saraf simpatik














2. Sistem saraf pusat

a. Otak

Keterangan:
1. Otak depan
2. Meningens
3. Tulang tengkorak
4. Batang otak
5. Otak tengah
6. Pons
7. Medula oblongata
8. Medula spinalis
9. Hindbrain
10. Serebelum
11. Diensefalon
12. Konvolusi
13. Serebrum






















b. Sum-sum tulang belakang
























Keterangan:
1. Akar belakang 7. Selaput tengah (Arachnoid)
2. Akar depan 8. Selaput luar (dura meter)
3. Tanduk atas 9. Ganglion
4. Tanduk bawah 10. Ruas tulang belakang
5. Sum-sum tulang belakang 11. Saraf tepi
6. Selaput dalam (piameter)











3. Diagram gerak refleks

Keterangan:
1. Ganglion akar dorsal
2. Akar dorsal
3. Sum-sum tulang belakang
4. Sinapsis
5. Akar ventral
6. Saraf campuran
7. Neuron eferen
8. Neuron aferen
9. Efektor (otot betis)
10. Reseptor (kulit)
























4. Sistem saraf pusat

a. Gambar






























Keterangan:
1. Saraf olfaktirus 9. Saraf vagus
2. Saraf optikus 10. Saraf asesorius
3. Saraf okulomotorius 11. Saraf hipoglosal
4. Saraf troklear 12. Pons
5. Saraf trigeminal 13. Serebelum
6. Saraf abdusen 14. Medulla
7. Saraf fasial 15. Medulla spinalis
8. Saraf vestibokoklear

b. Tabel organ tubuh dan sistem pengendalian ganda


Organ Rangsangan simpatis Rangsangan parasimpatis
Jantung Denyut dipercepat Denyut diperlambat
Arteri koronari Dilatasi Konstriksi
Pembuluh darah perifer Vasokonstriksi Vasodilatasi
Tekanan darah Naik Turun
Bronkus Dilatasi Konstriksi
Kelenjar ludah Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Kelenjar lakrimalis Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Pupil mata Dilatasi Konstriksi
Sistem Pencernaan makanan (SPM) Peristaltik berkurang Peristaltik bertambah
Kelenjar-kelenjar SPM Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Kelenjar keringat Ekskresi bertambah Ekskresi berkurang





















5. Bagian-bagian sel saraf




























Keterangan:
1. Dendrit 9. Nukleus Sel Schwan
2. Badan sel 10. Neurolima
3. Nukleus 11. Serat otot
4. Nukleolus 12. Cabang kolateral
5. Neurofibril 13. Selaput mielin
6. Sel Schwan 14. Korpus Niessel
7. Akson 15. Aparatus golgi
8. Nodus Ranvier 16. Mitokondria





B. Pembahasan
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang berfungsi sebagai penerima dan penghantar rangsangan ke semua bagian tubuh. Sel saraf berpadu dan membentuk apa yang disebut subtansi kelabu dalam sistem ini, seperti yang dijumpai dalam sumsum tulang belakang. Dengan pertolongan saraf dapat kita menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot. Susunan saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu; susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat terdiri dari medula spinalis dan otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak), sedangkan susunan saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom (susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik).
Pusat sel saraf (neuron) terdiri dari sebuah badan sel yang disebut perikrion, yang berisi nukleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat badan-badan yang disebut substansia nissel. Dari perikarion keluar prosesus yang menghantarkan rangsangan perikarion yang disebut dendrit, jumlahnya lebih banyak (lebih dari satu). Prosesus yang menghantarkan rangsangan keluar dari perikarion disebut akson. Jumlah akson biasanya hanya satu. Simpai mielin yang berlekuk-lekuk disebut nodus ranvier di dalam sel saraf perifer. Akson dan dendrit tergabung dalam berkas-berkas jaringan ikat disebut endoneurium. Berkas ini tergabung menjadi berkas yang lebih besar yang disebut epineurium. Apabila suatu akson terputus maka bagian yang terputus hubungannya dengan korion akan mengalami degenerasi, akson dan simpai mielinnya akan berdegenerasi. Di luar susunan saraf terdapat selubung kedua, di luar selubung mielin yang terdiri dari sel-sel Schwan.
Sel saraf menurut jenis rangsangannya meliputi sel saraf (sel ganglion) dan serabut saraf (neurit) atau akson. Sel saraf (neuron) besarnya bermacam-macam dilihat dari geriginya satu, dua, dan banyak. Gerigi yang banyak bercabang menghubungkan sel itu dengan sesamanya, yang mana gerigi ini disebut dengan dendrit. Alat penghubung disebut dengan neuron. Serabut saraf (neurit) atau akson adalah bagian utama serabut saraf, yang disebut sumbu torak dan di bagian tengah disebut dengan benang saraf.
Otak, merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat koordinasi dari semua organ tubuh. Bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam rongga tengkorak dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Meningen (selaput otak) merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang yang melindungi struktur saraf halus, yang berfungsi membawa pembuluh darah dan cairan sekresi, memperkecil benturan atau getaran yang mana terdiri dari tiga lapisan, yaitu dura meter (lapisan luar), arakhnoid (lapisan tengah), dan pia meter (lapisan sebelah dalam). Durameter merupakan selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringa ikat tebal dan kuat. Arakhnoid merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dengan pia meter membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral. Pia meter merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak. Pia meter ini berhubungan dengan arakhnoid melalui struktur-struktur jaringan ikat yang disebut dengan trabekel.
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal. Otak depan; menjadi hemisfer serebri , korpus striatum, talamus, serta hipotalamus. Otak tengah; tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus. Otak belakang; manjadi pons varoli, medula oblongata, dan serebelum. Batang otak terdiri dari;
1. Diensefalon, bagian batang otak paling atas yang terdapat diantara otak kecil dengan mesensefalon. Fungsinya: vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah; respiratori, membantu proses persarafan; mengontrol kegiatan refleks, dan membantu kerja jantung.
2. Mesensefalon, disebut dengan otak bagian tengah. Fungsinya: membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata serta memutar mata dan pusat pergerakan mata.
3. Pons paroli, fungsinya: sebagai penghubung antara kedua serebelum dan juga antara medula oblongata dengan serebelum atau otak besar, serta sebagai pusat saraf nervus trigeminus.
4. Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons paroli dengan medula spinalis. Fungsinya: mengontrol kerja jantung, mengecilkan pembuluh darah, sebagai pusat pernapasan, dan mengontrol kegiatan refleks.
Otak besar (serebrum), merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Masing-masing disebut dengan fosa kranialis anterior dan fosa kranialis media. Otak mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan atas dan permukaan bawah. Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks serebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf. Korteks serebri dibagi menjadi 20 area, yang secara umum dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Korteks sensoris, Pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang mengurus bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh bergantung pada fungsi alat yang bersangkutan. Disamping itu korteks sensori juga pada bagian fisura lateralis lebih dominan menangani bagian tubuh bilatera.
2. Korteks asosiasi. Tiap indera manusia, korteks ini sendiri merupakan kemampuan otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan, berpikir, rangsangan yang diterima diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan data yang lain.
3. Korteks motoris menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya adalah kontribusi pada traktus piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontralateral.
4. Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis yang berhubungan dengan sikap mental dan kepribadian.
Fungsi dari otak besar ini (serebrum) yaitu, mengingat pengalaman yang lalu, sebagai pusat persarafan yang menangani aktivitas mental, akal, intelegensi, keinginan dan pusat memori, pusat menangis, buang air besar, dan buang air kecil.
Otak kecil (serebelum), terletak pada bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh fisura transversalis dibelakangi oleh pons varoli dan di atas medula oblongata. Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris, merupakan pusat koordinasi dan integrasi. Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis dan bagian yng melebar pada bagian lateral disebut hemisfer. Permukaan luar serebelum berlipat-lipat menyerupai serebrum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan ini mengandung zat kelabu. Fungsi dari serebelum, yaitu: arkhioserebelum, serabut aferen berasal dari telinga dalam yang teruskan oleh nervus VIII (auditorius) untuk keseimbangan dan rangsangan pendengaran ke otak; paleaserebelum, sebagai pusat penerima impuls dan reseptor sensasi umum medula spinalis dan nervus vagus (N. Trigeminus) kelopak mata, rahang atas dan bawah, serta otot pengunyah; neoserebelum, korteks serebelum menerima informasi tentang gerakan yang sedang dan yang akan dikerjakan dan mengatur gerakan sisi badan.
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot pncaindera mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Di dalam kepala ada dua saraf kranial. Beberapa diantaranya adalah serabut campuran gabungan saraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada yang terdiri dari saraf motorik saja atau hanya sensorik saja (mis. alat-alat pancaindera). Saraf kepala terdiri dari;
1. Nervus olfaktorius, sifatnya sensoris menyerupai hidung, membawa rangsangan aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke otak.
2. Nervus optikus, sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa rangsangan penglihatan ke otak.
3. Nervus okulomotoris, saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital (otot penggerak bola mata).
4. Nervus troklearis, sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital
5. Nervus trigeminus, sifatnya majemuk (sensoris motoris). Fungsinya sebagai saraf kembar tiga, saraf ini merupakan saraf otak terbesar yang mempunyai dua buah akar saraf besar yang mengandung serabut saraf penggerak. Saraf ini mempunyai tiga buah cabang, yaitu: nervus oftalmikus, sifatnya sensoris, mensarafi kulit kepala bagian depan kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola mata; nervus maksilaris, sifatnya sensoris, mensarafi gigi-gigi atas, bibir atas, palatum, batang hidung, rongga hidung, dan sinus maksilaris; nervus mandibularis, sifatnya majemuk (motoris sensoris), serabut-serabut motorisnya mensarafi otot-otot pengunyah, sedangkan serabut-serabut saraf sensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan dagu.
6. Nervus abdusen, sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagai saraf penggoyang sisi mata.
7. Nervus fasialis, sifatnya majemuk (motoris sensoris), serabut-serabut motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Fungsinya sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap.
8. Nervus auditorius, sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya sebagai saraf pendengar.
9. Nervus glosofaringeus, sifatnya majemuk (motoris sensoris), ia mensarafi faring, tonsil dan lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan citarasa ke otak.
10. Nervus vagus, sifatnya majemuk (motoris sensoris), mengandung serabut-serabut saraf motorik, sensorik dan parasimpatis faring, laring, paru-paru, esofagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa.
11. Nervus asesorius, sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleidomastoid dan muskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan.
12. Nervus hipoglosus, sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai saraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung.
Medula spinalis, merupakan bagian saraf pusat yang terletak di dalam kanalis vertebralis bersama ganglion radiks posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis terletak berpasangan kiri dan kanan. Organ ini mengurus persarafan tubuh, anggota badan serta bagian kepala. Dimulai dari bagian bawah medula oblongata setinggi korpus vertebra servikalis I, memanjang sampai ke korpus vertebra lumbalis I dan II. Penyebaran semua saraf medula spinalis dimulai dari torakal I sampai lumbal III, mempunyai cabang-cabang dalam saraf yang akan keluar membentuk pleksus dan ini akan membentuk saraf tepi (perifer) yang terdiri dari: pleksus srvikalis, dibentuk oleh cabang-cabang saraf servikalis anterior, cabang ini bekerja sama dengan nervus vagus dan nervus asesoris; nervus brakialis, dibentuk oleh persatuan cabang-cabang anterior dan saraf servikal 4 dan torakal 1, fungsinya mensarafi anggota gerak atas; pleksus lumbalis, dibuat oleh serabut saraf dan torakal 12, saraf terbesar yaitu nervus femuralis dan nervus obturtor; dibentuk oleh saraf dari lumbal dan sakral, saraf skiatik yang merupakan saraf terbesar keluar mempersarafi otot anggota gerak bawah.
Sumsum tulang belakang dibungkus oleh tiga selaput yaitu durameter (selaput luar), arakhnoid (selaput jaringan), dan pia meter (selaput dalam). Di antara dura meter dan arakhnoid terdapat lubang disebut kandung dura meter. Fungsi medula spinalis, yaitu: sebagai pusat gerakan otot-otot tubuh terbesar di kornu motorik atau kornu ventralis; mengurus kegiatan refleks-refleks spinalis serta refleks lutut; menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke serebelum; sebagai penghubung antar segmen medula spinalis, dan mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh.
Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan ini merupakn reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan. Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba di luar kesadaran kita. Penyebab timbulnya gerak refleks yaitu misalnya terkena atau tersentuh benda yang panas, terkena benda tajam dan karena suatu peristiwa yang terjadi. Untuk terjadinya gerakan refleks maka dibutuhkan struktur, sebagai berikut: organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit, serabut saraf yang menghantarkan impuls tersebut menuju ke sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls menuju substansi pada kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Susunan saraf perifer (saraf tepi) terdiri dari sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang, sedangkan saraf otonom merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan penting yang mempengaruhi pekerjaan otot involuntary (otot polos), seperti jantung, hati pankreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf aferen dan eferen. Sistem saraf otonom berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar, maka kadang-kadang juga disebut susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya, susunan saraf otonom terbagi menjadi 2 yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
Sistem saraf simpatis terdiri dari serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion-ganglion. Urat-urat ini bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kulumna vertebrata, kemudian berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigieus. Ganglion-ganglion tersebut tersusun berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah berikut:
1. Daerah leher : tiga pasang ganglion servikal
2. Daerah dad : sebelah pasang ganglion torakal
3. Daerah pinggang : empat pasang ganglion lumbal
4. Daerah pelvis : empat pasang ganglion sakral
5. Di depan koksigis : ganglion koksigens
Ganglion-ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui sumsum tulang belakang, dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung, yang bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang belakang. Fungsinya, serabut-serabut saraf simpatis mensarafi otot jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh darah, serta semua alat-alat dalam seperti lambung, pankreas dan usus. Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut-serabut motorik pada otak tak sadar dalam kulit, serta mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
Sistem saraf parasimpatis, merupakan saraf kranial ketiga, ketujuh, kesembilan dan kesepuluh. Saraf-saraf ini merupakan penghubung. Melalui serabut-serabut saraf parasimpatis dalam perjalanan keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan oleh serabut-serabut menuju iris. Dengan demikian merangsang gerakan-gerakan saraf ke-3 yaitu saraf okulomotorik. Beberapa fungsi saraf parasimpatis, yaitu:
1. Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis, dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung.
2. Mempersarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung.
3. Mempersarafi kelenjar ludah (sublingualis dan submandibularis).
4. Mempersarafi parotis.
5. Mempersarafi sebagian besar alat tubuh, yaitu jantung, paru-paru, gastrointestinum, ginjal, pankreas, limpa, hepar, dan kelenjar suprarenalis.
6. Mepersarafi kolon desendens, sigmoid, rektum, vesika urinaria dan alat kelamin.




BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
2. Susunan saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu; susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat terdiri dari medula spinalis dan otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak), sedangkan susunan saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom (susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik).
3. Saraf kepala terdiri dari 12 macam saraf yaitu; Nervus olfaktorius (membawa rangsangan aroma); Nervus optikus (membawa rangsangan penglihatan); Nervus okulomotoris (mensarafi otot-otot orbital); Nervus troklearis (mensarafi otot-otot orbital); Nervus trigeminus (mengandung serabut saraf penggerak); Nervus abdusen (sebagai saraf penggoyang sisi mata); Nervus fasialis (sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap); Nervus auditorius (sebagai saraf pendengar); Nervus glosofaringeus (mensarafi faring, tonsil dan lidah); Nervus vagus (sebagai saraf perasa); Nervus asesorius (sebagai saraf tambahan); dan Nervus hipoglosus (sebagai saraf lidah).
4. Sistem saraf somatik merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang, sedangkan saraf otonom merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan penting yang mempengaruhi pekerjaan otot involuntary (otot polos), seperti jantung, hati pankreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
B. Saran
Semangatttttttttttttttttt Biologi 07












DAFTAR PUSTAKA
Bevalender, 1998. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga. Jakarta.

Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama Widya. Bandung.

Kimball, J. W., 1983. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Pearce. E., 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Raven, 1981. Atlas Anatomi untuk Umum dan Mahasiswa untuk Kedokteran. Djambatan. Jakarta.

Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. EGC. Jakarta.

http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar