Powered By Blogger

Sabtu, 21 Mei 2011

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM TRANSPOR)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup khususnya manusia adalah adanya sistem transportasi yang terdapat dalam tubuhnya. Tujuannya adalah untuk menyalurkan bahan-bahan yang diperlukan tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak diperlukan lagi. Sistem transport terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Ukuran jantung manusia sebesar kepalan tangan kanan masing-masing orang. Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan terluar disebut epikardium, lapisan tengah (miokardium), dan lapisan dalam (endokardium). Jantung berfungsi memompa aliran darah ke seluruh bagian tubuh, tidak pernah terhenti sesaatpun dalam pekerjaannya, kecuali individu tersebut mati. Jantung terbagi atas 4 ruang, yaitu serambi kanan (atrium dekstra), serambi kiri (atrium senistra), bilik kanan (ventrikel dekstra), dan bilik kiri (ventrikel sinistra). Tiap-tiap bagian jantung bekerja dengan tidak bergantung pada yang lain, tetapi semuanya bekerja secara bersama-sama untuk mengatur peredaran darah yang normal.
Jantung terdiri dari beberapa katup, yang mana berfungsi untuk menjaga agar aliran darah tetap satu arah. Dalam menjalankan fungsinya, jantung dibantu oleh pembuluh darah. Terdapat 3 macam pembuluh darah, yaitu pembuluh darah arteri, vena dan kapiler. Letak-letaknya menjulur ke seluruh tubuh, yang berfungsi sesuai dengan organ yang ditujuinya. Misalnya, arteri renalis, berfungsi mengalirkan darah ke ginjal. Begitupula dengan pembuluh-pembuluh darah lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih memahami tentang sistem transportasi beserta komponen-komponennya, maka perlu diadakan suatu praktikum yang membahas tentang hal ini.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dan letak-letak pembuluh darah.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur jantung dan melacak siklus jantung.
3. Mahasiswa dapat menggambarkan dua bentuk katup jantung dan menjelaskan fungsinya dalam aliran darah jantung.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa sinoatrial merupakan pemacu jantung.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui bagian serta letak pembuluh darah, struktur jantung serta siklusnya, dua bentuk katup pada jantung, dan komponen-komponen lain yang ada pada jantung.
2. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram (Syaifuddin, 2006: 122).
Sistem aliran darah mencakup jantung, arteria, kapiler, sinulosa, dan vena. Kelimanya ditentukan dari posisinya dalam sirkuis vaskular. Juga dikendali diri bagian histologinya yang mencerminkan kekuatan khusus untuk bertahan serta kontrol fungsi vaskular dari setiap jenisnya. Kelompok arteri mengalirkan darah dari jantung menuju jaringan menahan dengan kuat dari denyutan jantung serta perubahan kecepatan darah, juga mengatur aliran darah ke dalam kapiler serta sinulosa (Delmann, 1992: 216).
Tugas jantung sebagai pompa darah dengan dua sistem sirkulasi yang terpisah. Sistem sirkulasi yang lebih besar, meliputi seluruh jaringan tubuh, hingga itu jantung memompakan darah ke pembuluh nadi lewat aorta. Sedang sistem sirkulasi yang lebih kecil, meliputi sirkulasi yang lebih kecil, meliputi sirkulasi darah ke paru-paru (pulmonum) tempat dimana terjadi pertukaran udara (oksigenasi) setelah kembali dari peru-paru darah yang kembali ke jantung lewat pembuluh darah balik (vena), darah ini miskin akan zat asam. Darah ini kemudian dipompakan ke paru-paru kembali untuk diperbaharui (dioksigenasi) (Irianto, 2004: 100).
Janltung memiliki kemampuan untuk mengadakan tanggapan bila mandapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar. Tanggapan jantung berupa perambatan potensial aksi dan kontraksi mekanik. Potensial aksi pada jantung agak berbeda dengan pada saraf dan otot. Pada jantung potensial aksi mempunyai bentuk seperti plateau dan berlangsung agak lama (dalam satuan waktu detik), sedangkan pada saraf satuan waktunya adalah milidetik (Wulangi, 1993: 133).
Jantung berfungsi untuk memompa darah agar dapat terus beredar. Jantung menusia berukuran kira-kira satu kepalan tangan dan memiliki tiga lapisan perikardium, miokardium, serta endokardium. Perikardium merupakan selaput pembungkus jantung, sedangkan miokardium adalah otot jantung. Adapun endokardium adalah selaput pembatas ruang jantung yang mengandung pembuluh darah, saraf dan sistem peredaran darah ke jantung. Jantung manusia terbagi menjadi empat ruangan, yaitu ventrikel dekster (bilik kanan), ventrikel sinister (bilik kiri), atrium dekster (serambi kanan), dan atrium sinister (serambi kanan) (Pujiyanto, 2008: 99).
Darah yang dipompa keluar jantung mempunyai kekuatan dan kecepatan mengalir tertentu. Kekuatan ini diteruskan oleh pembuluh nadi. Karena otot pembuluh nadi mempunyai elastisitas, maka nadi ikut berdenyut. Tekanan darah dapat diukur dengan tensimeter yang mengukur tekanan sistolis dan tekanan diastolis. Umumnya pada orang dewasa sehat, tekanan sistolis sebesar 120 mmHg dan tekanan diastolis sebesar 80 mmHg (Pratignjo, 1991: 100-101).
Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung, vena membawa darah ke jantung, kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang di antaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Di sini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan extraseluler atau interstisiil. Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram (Pearce, 2004: 121).






BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 8 Juni 2010, pukul 11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat peraga organ jantung, charta sistem transpor, dan tensimeter yang berfungsi untuk mengetahui tekanan darah.
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.
3. Untuk penggunaan tensimeter; mendengarkan penjelasan tentang tekanan sistol dan diastol serta cara penggunaannya dari asisten; mengukur tekanan darah sistol dan diastol masing-masing kelompok dengan menggunakan tensimeter; mencatat hasil pengamatan.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi Jantung




















Keterangan:
1. Arteri brakhialis 13. Ligamentum arteriosum
2. Vena kava superior 14. Arteri pulmonalis kiri
3. Arteri pulmonalis kanan 15. Vena pulmonalis kiri
4. Vena pulmonalis kanan 16. Trunkus pulmonalis
5. Arteri koronaria kanan 17. Aurikula atrium kiri
6. Aurikula atrium kanan 18. Aorta asendens
7. Atrium kanan 19. Arteri koronaria kiri
8. Ventrikel kanan 20. Sulkus interventrikel
9. Vena kava inferior 21. Ventrikel kiri
10. Arteri subklavia kiri 22. Apeks jantung
11. Arteri karotis komunis kiri 23. Aorta desendens
12. Arkus aorta


2. Anatomi Jantung

Keterangan:
1. Vena kava superior
2. Nodus sinoatrial (SA)
3. Nodus atrio-ventrikular (AV)
4. Atrium kanan
5. Cabang berkas
6. Ventrikel kanan
7. Spektrum inter-ventrikular
8. Aorta
9. Atrium kiri
10. Berkas AV (his)
11. Berkas AV cabang kiri
12. Berkas AV cabang kanan
13. Serabut Purkinje
















3. Jantung Tampak Anterior dan Posterior

a b





















Keterangan:
a. Anterior 8. Sirkumpleks
b. Posterior 9. Perikardium
1. Aorta 10. Pulmonalis
2. Aortik 11. Sinus
3. Arteri 12. Subklavia
4. Atrium 13. Superior
5. Brakiosefalika 14. Vena
6. Karotid 15. Vena kava
7. Koronaria 16. Ventrikel









4. Diagram Jantung






















Keterangan:
1. Aorta
2. Aortik
3. Apeks
4. Atrium
5. Biskupid
6. Inferior
7. Pulmonar
8. Semilunar
9. Septum
10. Superior
11. Trikuspid
12. Katup
13. Vena
14. Ventrikel





5. Sistem Eksitasi-Konduksi


























Keterangan:
1. Atrium
2. Atrioventrikular
3. His
4. Interventrikular
5. Miokardium
6. Purkinje
7. Sinoatrial
8. Ventrikel







6. Tabel Pengamatan Tekanan Darah
No. Nama Mahasiswa Tekanan Darah (mmHg)
1 Ld. Amini 90/75
2 Winny Averi 90/80
3 Asrianto 120/110
4 Wd. Faridan 100/90
5 Ekasari Musli -
6 Heni Asrianti -





















B. Pembahasan
Jantung merupakan alat tubuh yang berongga dan terletak di ruang rongga dada. Jantung manusia besarnya kurang lebih sebesar kepalan tangan . Bagian bawah jantung disebut dasar sedangkan bagian atas disebut apeks. Jantung diselaputi oleh selaput yang disebut perikardium viseral, yang melekat pada otot jantung dan dikenal dengan istilah epikardium. Lapisan sebelah dalam disebut perikardium parietal. Antara kedua lapisan perikardium ini tersedia cairan perikardium. Jantung terdiri dari 3 macam lapisan yaitu epikardium yang merupakan lapisan terluar, miokardium merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot-otot jantung, dan endokardium merupakan lapisan terdalam yang melapisi ruang jantung.
Jantung terdiri dari 4 ruangan yaitu, 2 ruangan serambi/atrium (kanan dan kiri) dan 2 ruangan bilik/ventrikel (kanan dan kiri). Antara atrium kiri dengan kanan dan juga antara ventrikel kiri dengan kanan terdapat dinding pemisah atau sekat (septum). Antara serambi kiri dengan bilik kiri terdapat katup yang disebut katup kelopak dua (bikuspidalis), sedangkan katup yang memisahkan bilik kanan dengan serambi kanan disebut katup kelopak tiga (trikuspidalis). Antara bilik kiri dengan pembuluh aorta juga terdapat katup semilunar aorta, sedangkan katup yang memisahkan bilik kanan dengan pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) disebut katup semilunar paru-paru. Daun katup kelopak dua dan katup kelopak tiga pada umumnya dihubungkan oleh benang yang disebut urat korda (chordae tendinae) dengan tonjolan dinding balik yang disebut otot papilaris. Fungsi katup jantung adalah untuk menjaga darah yang masuk dari serambi ke bilik tidak kembali lagi ke serambi saat dipompa oleh bilik.
Jantung mempunyai beberapa sifat, yaitu (a) iritabilitas, yaitu kemampuan jantung untuk mengadakan tanggapan bila mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar, (b) konduktivitas (daya hantar), yaitu kemampuan jantung untuk menghantarkan impuls, (c) daya kontraksi (kontraktilitas), yaitu kemampuan jantung untuk berkontraksi, (d) keotomatisan atau kadang-kadang disebut juga keiramaan jantung, merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar jantung, (e) jantung mempunyai perioda refrakter lama, yaitu saat yang menunjukkan bahwa jaringan hidup kehilangan sifat iritabilitasnya untuk sementara, jadi pada saat itu jaringan tersebut tidak memberikan tanggapan bila dirangsang, (f) jantung mempunyai sifat mengikuti hukum Strarling, bila otot jantung mengembang, yang berarti otot jantung makin panjang, kuat kontraksi otot jantung makin kuat.
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis, yaitu sistol (sistol) dan diastol (pengendoran). Kontriksi dari kedua atrium terjadi secara serentak yang disebut dengan sitol atrial dan pengendorannya disebut diastol atrial. Lama kontriksi ventrikel kurang lebih 0,3 detik dan tahap pengendoran selama 0,5 detik. Kontriksi kedua atrium pendek, sedangkan kontriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru dimana tekanannya lebih rendah. Pada jantung manusia. Eksitasi dan penyebaran impuls terjadi sebagai berikut, impuls yang mula-mula ditimbulkan oleh nodus sinoauricularis kemudian menyebar ke seluruh otot serambi dari serabut ke serabut. Otot serambi dihubungkan dengan nodus atrioventricularis oleh serabut transisi (sambungan atrioventricularis). Serabut transisi menghantarkan impuls dengan kecepatan yang sangat lambat, sehingga impuls yang merambat dari serambi ke bilik mengalami perlambatan selama 1/10 detik. Perlambatan ini justru menguntungkan karena memberi kesempatan kepada ventrikel menampung lebih banyak darah. Menurut Hukum Strarling dinyatakan bahwa makin banyak darah yang dapat ditampung di ventrikel kiri, makin banyak pula darah yang dipancarkan keluar ventrikel kiri, sehingga akhirnya lebih banyak suplai makanan yang tersedia untuk kebutuhan sel jaringan. Setelah impuls sampai di nodus atrioventricularis, kemudian merambat sepanjang berkas His dengan cabang-cabangnya dan diteruskan ke serabut otot kedua ventrikel secara bersamaan.
Tekanan darah adalah tekanan terhadap dinding dalam pembuluh darah sebagai akibat denyut jantung. Tekanan darah memiliki dua nilai, yaitu tekanan sitol dan tekanan diastol. Tekanan sistol adalah tekanan di dalam pembuluh darah yang terjadi saat bilik mengucup sehingga darah dipompa ke seluruh tubuh. Tekanan sistol normal adalah sekitar 120 mmHg untuk laki-laki dewasa dan 110 mmHg untuk perempuan dewasa. Tekanan diastol adalah tekanan di dalam pembuluh darah yang terjadi saat bilik mengembang maksimum sehingga darah dari serambi masuk ke bilik. Tekanan diastol normal adalah sekitar 80 mmHg untuk laki-laki dewasa dan 70 mmHg untuk perempuan dewasa. Tekanan darah dapat naik atau turun selama aktivitas tubuh yang berubah-ubah. Tekanan darah cenderung meningkat sesuai dengan usia dan berbeda bergantung pada jenis kelamin. Jika tekanan darah jauh melebihi nilai 120/80 mmHg, dinamakan tekanan darah tinggi (hipertensi). Sebaliknya jika tekanan darah jauh di bawah 120/80 mmHg, dinamakan tekanan darah rendah (hipotensi).













BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jantung terdiri atas 4 bagian yaitu atrium dekstra (serambi kanan), atrium sinestra (serambi kiri), ventrikel dekstra (bilik kanan), dan ventrikel sinistra (bilik kiri). Pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung yaitu aorta, vena cava superior dan inferior, arteri pulmonalis, dan vena pulmonalis.
2. Jantung tersusun atas 3 lapis, yaitu perikardium (lapisan luar), mesokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan dalam).
3. Katup-katup jantung yaitu katup valvula bikuspidalis, valvula trikuspidalis, valvula semilunar arteri pulmonalis, dan valvula semilunaris pulmonalis. Fungsi katup-katup jantung yaitu menjaga agar darah yang dipompakan tidak kembali ke ruang asalnya.
B. Saran
Semangatttttttttttttttttt Biologi 07




DAFTAR PUSTAKA
Delmann, 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. UI Press. Jakarta.

Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama Widya. Bandung.

Pratignjo, 1991. Biologi. Depdikbud. Jakarta.

Pujianto, S., 2008. DuniaBiologi 2. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo.

Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Wulangi, K., 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud. Jakarta.

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM SIRKULASI)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sirkulasi merupakan suatu proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat sirkulasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah. Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe. Jantung adalah salah satu organ terpenting tubuh yang merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Sistem pembuluh darah berfungsi sebagai tempat mengalirnya darah dari jantung menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Pembuluh darah aorta sampai di arteriole disebut pembuluh darah arteri. Sedangkan pembuluh darah venolus sampai dengan vena kava disebut pembuluh darah vena. Fungsi utama pembuluh darah arteri untuk mendistribusikan darah yang kaya oksigen (oksigen) dari jantung ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan fungsi utama pembuluh darah vena mengalirkan darah yang membawa sisa metabolisme dan karbon dioksida (karbon dioksida dari jaringan kembali ke jantung). Pada peredaran darah paru, pembuluh arteri mengandung darah miskin oksigen dan banyak karbon dioksida, sedangkan pembuluh vena mengandung darah yang kaya oksigen.
Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih memahami tentang sistem sirkulasi beserta komponen-komponennya, maka perlu diadakan suatu praktikum yang membahas tentang hal ini.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi perbedaan struktur arteri, vena, dan kapiler.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi arteri dan vena besar dari sistem sirkulasi
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi titik tekanan dan nadi besar dari tubuh.
4. Mahasiswa dapat menggambarkan perbedaan anatomi antara sistem sirkulasi hepatik dan fetus.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui tentang perbedaan 3 macam pembuluh darah beserta sirkulasinya.
2. Kita dapat mengetahui titik tekanan dan nadi besar dari tubuh, serta perbedaan anatomi sistem sirkulasi hepatik dan fetus.
3. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia dan semua hewan Vertebrata mempunyai sistem peredaran darah tertutup; dalam hal ini darah beredar sepanjang rangkaian pembuluh darah dari arteri ke vena melalui kapiler. Jika darah tidak berhubungan secara langsung dengan sel jaringan tetapi di sepanjang pembuluh darah kapiler, darah dapat menembus dinding kapiler yang hanya terdiri dari suatu lapis sel menuju ke cairan jaringan. Cairan jaringan inilah yang langsung berhubungan dengan sel jaringan (Wulangi, 1993: 128).
Darah meninggalkan jantung, berbagai sistem kontrol dan jarak mengatur penyebaran darah ke jaringan dalam proporsi untuk berbagai kebutuhan metabolisme organ dan sistem tubuh. Kontrol metabolik ini terintegrasi ke dalam seluruh rancangan sistem sirkulasi. Keseluruhan rancangan di luar jantung, terdiri atas arteri, arteriola, kapilari, vena yang terintegrasi (Tim Pengajar MK. Anatomi dan Fisiologi Manusia, 2010: 52).
Sistem pembuluh darah yang berfungsi untuk tempat mengalirnya darah dari jantung menyebar ke seluruh jaringan tubuh kembali ke jantung. Pembuluh darah aorta sampai di arteriole disebut pembuluh darah arteri. Sedangkan pembuluh darah venolus sampai dengan vena kava disebut pembuluh darah vena. Fungsi utama pembuluh darah arteri untuk mendistribusikan darah yang kaya oksigen (oksigen) dari jantung ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan fungsi utama pembuluh darah vena mengalirkan darah yang membawa sisa metabolisme dan karbon dioksida (karbon dioksida dari jaringan kembali ke jantung). Pada peredaran darah paru, pembuluh arteri mengandung darah miskin oksigen dan banyak karbon dioksida, sedangkan pembuluh vena mengandung darah yang kaya oksigen (Syaifuddin, 2006: 135).
Yang termasuk sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah dan sistem peredaran limfa. Dalam jaringan selalu terdapat cairan jaringan dimana kuantitas dan kualitasnya selalu tetap. Untuk menjaga hal tersebut maka darahlah yang berperan aktif dalam membawa oksigen , zat-zat makanan dan mengambil karbondioksida serta zat-zat ampas sebagai sistem metabolisme. Pembuluh darah merupakan saluran dimana darah mengalir dengan jantung sebagai pompa yang mendorong darah agar tetap mengalir (Suripto, 1992: 36).
Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteri bersambung dengan kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan vena terkecil (venula) sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah walaupun terjadi pertukaran zat, hal ini disebut sistem peredaran darah tertutup. Peredaran darah ganda pada manusia, terdiri peredaran darah kecil (jantung –paru-paru – kembali ke jantung) dan peredaran darah besar (jantung – seluruh tubuh dan kembali ke jantung). Peredaran ini melewati jantung sebanyak 2 kali
(http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=249).
Darah dari lambung, usus, pankreas dan limpa dikumpulkan oleh vena porta (pembuluh gerbang). Di dalam hati vena ini membelah diri ke dalam sistem kapiler dan kemudian bersatu dengan kapiler-kapiler arteria hepatika. Arteri ini mengantarkan darah dari aorta ke hati dan menjelajahi seluruh organ ini. Persediaan darah ganda ini dikumpulkan oleh sebuah sistem vena yang bersatu untuk membentuk vena hepatika. Vena ini menghantarkan darahnya ke vena kava inferior dan kemudian ke jantung. Bendungan (obstruksi) portal dapat terjadi bila satu atau beberapa cabang vena portal terbendung misalnya karena ada cidera parah pada hati atau dalam beberapa keadaan pada peradangan hepar. Bila obstruksi ini parah, dapat diikuti komplikasi asites, yaitu penimbunan cairan berlebihan dalam rongga peritoneum (Pearce, 2004: 130).
Sistem aliran darah mencakup jantung, arteria, kapiler, sinulosa, dan vena. Kelimanya ditentukan dari posisinya dalam sirkuis vaskular. Juga dikendali diri bagian histologinya yang mencerminkan kekuatan khusus untuk bertahan serta kontrol fungsi vaskular dari setiap jenisnya. Kelompok arteri mengalirkan darah dari jantung menuju jaringan menahan dengan kuat dari denyutan jantung serta perubahan kecepatan darah, juga mengatur aliran darah ke dalam kapiler serta sinulosa (Delmann, 1992: 216).







BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 8 Juni 2010, pukul 11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah charta sistem sirkulasi.
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Vena-Vena Besar pada Tubuh

Keterangan:
1. Aksilaris
2. Basiliaka
3. Brakialis
4. Femoralis
5. Iliaka
6. Inominata
7. Jugularis
8. Popliteal
9. Radialis
10. Renalis
11. Safenosus
12. Subklavia
13. Tibialis
14. Ulnaris
15. Vena kava


















2. Titik Tekanan dan Arteri-Arteri Besar pada Tubuh

Keterangan:
1. Aortik
2. Aksilaris
3. Brakial
4. Karotis
5. Femoralis
6. Iliaka
7. Mesentrika
8. Pedis
9. Peroneal
10. Popliteal
11. Radialis
12. Renalis
13. Subklavia
14. Tibialis
15. Ulnaris

























3. Sistem Hepatika Porta





























Keterangan:
1. Hepatika
2. Iliaka
3. Mesentrika
4. Porta
5. Splenika
6. Vena kava






4. Fase Sistol dan Diastol


a b






















Keterangan:
a. Fase Sistol
b. Fase Diastol
1. Atrium kanan
2. Atrium kiri
3. Ventrikel kanan
4. Ventrikel kiri










5. Diagram Sirkulasi Darah

Keterangan:
1. Kapiler kepala
2. Kapiler paru-paru
3. Kapiler lambung
4. Kapiler limfa
5. Kapiler Hati
6. Kapiler usus
7. Kapiler ginjal
8. Kapiler kaki
9. Arteri karotis
10. Arteri paru-paru
11. Aorta
12. Vena paru-paru
13. Vena kava atas
14. Vena kava bawah
15. Jantung











B. Pembahasan
Sistem peredaran darah adalah sistem yang mempunyai sangkutpaut dengan pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah dari satu tempat ke tempat lain. Sistem peredaran darah mempunyai peranan sebagai berikut; mengangkut zat-zat makanan (nutrient) dari usus ke seluruh jaringan tubuh, mengankut zat ampas dari jaringan tubuh ke alat pembuangan, mengangkut O2 dari paru-paru, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke tempat sasaran, dan mendistribusikan panas dari sumbernya ke seluruh bagian tubuh. Pada hakekatnya, fungsi sirkulasi yang dituliskan di atas bertujuan agar tercapai suatu lingkungan yang sesuai bagi jaringan tubuh yang konstan dan mutlak bagi kehidupan jaringan.
Kondisi yang konstan (homeostatis), dapat tercapai bila ada pemindahan zat melintasi dinding-dinding pembuluh darah yang arahnya baik dari jantung menuju cairan jaringan atau dari cairan jaringan menuju jantung. Umumnya, pembuluh-pembuluh darah yang terlibat dikelompokkan menjadi 3, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Arteri merupakan pembuluh darah yang menimbulkan tahanan (resistance condiuts) dan berperan dalam menyalurkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, bertindak sebagai reservoir tekanan (pressure reservoir) untuk mempertahankan aliran darah antara sistol bilik jantung. Arteriol adalah pembuluh darah yang merupakan tempat utama tahanan terhadap aliran dan berperan dan mendistribusikan atau membagi-bagi darah ke berbagai alat-alat tubuh. Kapiler adalah pembuluh darah dimana terjadi pertukaran zat antara darah dengan cairan jaringan. Venula adalah pembuluh darah yang menampung darah dari kapiler dan mengalirkan darah ke pembuluh vena. Vena merupakan pembuluh darah yang memiliki tahanan pada aliran darah kecil (low resistance conduits) dan berperan menampung darah dari seluruh tubuh melalui venula dan mengalirkannnya kembali ke jantung. Pada pembuluh darah arteri yang besar disebut aorta dan berhubungan langsung dengan jantung yang berfungsi sebagai pompa darah. Sedangkan vena yang besar disebut vena cava. Vena cava dibedakan menjadi dua, yaitu vena cava superior yang merupakan pembuluh balik bagi darah yang berasal dari kepala dan alat-alat anggota gerak atas, dan vena cava inferior yang merupakan pembuluh balik bagi darah yang berasal dari tubuh bagian bawah.
Atas dasar lintasannya, dibedakan dua macam peredaran darah, yaitu peredaran darah sistemik dan peredaran darah paru-paru. Peredaran darah sistemik disebut juga peredaran darah besar atau peredaran darah panjang karena lintasan aliran darahnya memang panjang, yaitu dimulai dari bilik kiri jantung sampai serambi kanan jantung. Peredaran darah sistemik dimulai dari kontraksi bilik kiri jantung yang mengakibatkan darah bergerak atau mengalir ke aorta. Dari aorta darah akan mengalir melalui arteri, arteriol dan kapiler dari semua jaringan tubuh. Dari kapiler jaringan tubuh darah akan dialirkan kembali ke serambi jantung kanan. Peredaran darah sistemik terdiri dari dua jaringan komunikasi yaitu jaringan arteri dan jaringan vena yang dihubungkan dengan kapiler. Kegunaan peredaran darah sistemik adalah untuk membawa oksigen dan zat ampas. Peredaran darah paru-parudisebut juga peredaran darah kecil atau pendek karena lintasan aliran darahnya pendek yaitu dimulai dari ventrikel kanan sampai atrium kiri. Peredaran darah paru-paru dimulai dengan kontraksi ventrikel kanan yang mendorong darah yang ada padanya ke arteri pulmonalis yang kemudian mengalir ke kapiler paru-paru. Pada waktu mengalir ke paru-paru darah menerima banyak O2 dan membuang CO2. Dari paru-paru darah kemudian mengalir melalui vena pulmonalis menuju ke atrium.














BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh. Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung dari seluruh tubuh. Kapiler adalah pembuluh darah yang berperan sebagai tempat pertukaran antara darah yang mengandung O2 dan CO2 dan ukurannnya sangat kecil.
2. Arteri besar pada sistem pembuluh darah disebut aorta dan vena besar pada sistem pembuluh darah disebut vena cava.
B. Saran
Semangatttttttttttttttttt Biologi 07






DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengajar MK. Anatomi dan Fisiologi Manusia, 2010. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Universitas Haluoleo. Kendari.

Delmann, 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. UI Press. Jakarta.

Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suripto, 1992. Struktur Hewan. IPB. Bandung.

Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Wulangi, K., 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud. Jakarta.

http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=249

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM SARAF/KOORDINASI)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan paling rumit dalam tubuh kita adalah jaringan saraf. Kerumitan ini berasal dari kemampuan sel-sel saraf untuk berkomunikasi satu sama lain dengan jenis-jenis sel-sel lain (sel otot, sel-sel kelenjar). Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Susunan saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu; susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat terdiri dari medula spinalis dan otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak), sedangkan susunan saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom (susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik).
Dengan demikian, untuk memehami lebih mendalam tentang sistem koordinasi atau sistem persarafan yang terjadi didalam tubuh menusia maka dilakukanlah praktikum yang membahas tentang hal ini.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur neuron, serta mengelompokkannya berdasarkan struktur, fungsi, dan posisinya.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan refleks sederhana, serta membedakan antara refleks sederhana dan refleks kompleks.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan serebrum dan mengidentifikasi lobus berdasarkan lokasi serta fungsinya.
4. Mahasiswa dapat menyebutkan organ dari otak belakang dan hubungan fungsinya dengan otak dan medula spinalis.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi 12 saraf kranial berdasarkan nomor, fungsi dan penyebarannya.
6. Mahasiwa dapat menjelaskan anatomi sistem saraf otonom, dan mengintegrasikannya dengan sistem saraf pusat.
7. Mahasiswa dapat menjelaskan aksi kimiawi dari kedua bagian simpatis dan parasimpatis.
8. Mahasiswa dapat mengidentifikasi serat-serat adrenergik dan kolinergik serta reseptornya.
9. Mahasiswa dapat mendefinisikan antagonisme.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui tentang sistem koordinasi (sistem persarafan) beserta komponen-komponennya.
2. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf dapat kita menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot. Pembagian susunan saraf yaitu; susunan saraf pusat, yang terdiri dari medula spinalis dan otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak); susunan saraf perifer, yang terdiri dari susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom (susunan saraf simpatis dan susunan saraf parasimpatis) (Syaifuddin, 2006: 274).
Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting: (1) Susunan Saraf Pusat atau Sistem Serebrospinal dan (2) Susunan Saraf Otonom, yang mencakup Susunan Saraf Simpatis dan Susunan Saraf Parasimpatis. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan urat-urat saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang tadi, yang disebut urat saraf periferi (urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu dari empat kelompok jaringan utama pada tubuh (Pearce, 2004: 275).
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf).
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang berfungsi sebagai penerima dan penghantar rangsangan ke semua bagian tubuh tersebut. Jadi daringan saraf merupakan jaringan komunikasi dalam tubuh. Sistem saraf merupakan sistem yang berhubungan dengan seluruh bagian tubuh pada umumnya. Sistem saraf mengatur aktivitas alat-alat tubuh yang mengalami perubahan relatif cepat, seperti pergerakan otot rangka, pergerakan otot polos dan sekresi kelenjar (Raven, 1981: 214).
Jaringan paling rumit dalam tubuh kita adalah jaringan saraf. Kerumitan ini berasal dari kemampuan sel-sel saraf untuk berkomunikasi satu sama lain dengan jenis-jenis sel-sel lain (sel otot, sel-sel kelenjar). Semua sel yang membentuk satu kesatuan kelompok itu berada dalam komunikasi satu sama lain melalui sinyal elektris dan peranan kimiawi yang membentuk dan memelihara kesatuan sel ini sebagai keseluruhan sistem saraf dapat dibagi dalam satu sisotem (Bevalender, 1998: 132).
Sistem saraf volunter (saraf sadar) terdiri atas saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri atas otak (otak kecil dan otak besar) dan sumsum lanjutan, serta sumsum tulang punggung. Sedangkan saraf tepi terdiri atas 12 pasang urat saraf otak dan 31 pasang urat saraf sumsum tulang belakang (Irianto, 2008: 244).
Neuron sensori dapat meneruskan impulsnya langsung ke neuron motor sambungannya terdapat di sistem saraf pusat. Tetapi seringkali impuls dari neuron sensoris melewati satu atau banyak interneuron sebelum akhirnya mencapai neuron motor. Sistem saraf pusat terdiri dari jutaan interneuron (Kimball, 1983: 640).

















BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah charta sistem koordinasi (sistem saraf).
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Susunan saraf secara keseluruhan

Keterangan:
1. Otak besar
2. Otak kecil
3. Serabut akar saraf leher
4. Serabut akar punggung
5. Serabut akar pinggang
6. Serabut akar pinggul
7. Serabut akar tungging
8. Saraf ekor kuda
9. Saraf tulang duduk
10. Benang ujung
11. Batang saraf simpatik














2. Sistem saraf pusat

a. Otak

Keterangan:
1. Otak depan
2. Meningens
3. Tulang tengkorak
4. Batang otak
5. Otak tengah
6. Pons
7. Medula oblongata
8. Medula spinalis
9. Hindbrain
10. Serebelum
11. Diensefalon
12. Konvolusi
13. Serebrum






















b. Sum-sum tulang belakang
























Keterangan:
1. Akar belakang 7. Selaput tengah (Arachnoid)
2. Akar depan 8. Selaput luar (dura meter)
3. Tanduk atas 9. Ganglion
4. Tanduk bawah 10. Ruas tulang belakang
5. Sum-sum tulang belakang 11. Saraf tepi
6. Selaput dalam (piameter)











3. Diagram gerak refleks

Keterangan:
1. Ganglion akar dorsal
2. Akar dorsal
3. Sum-sum tulang belakang
4. Sinapsis
5. Akar ventral
6. Saraf campuran
7. Neuron eferen
8. Neuron aferen
9. Efektor (otot betis)
10. Reseptor (kulit)
























4. Sistem saraf pusat

a. Gambar






























Keterangan:
1. Saraf olfaktirus 9. Saraf vagus
2. Saraf optikus 10. Saraf asesorius
3. Saraf okulomotorius 11. Saraf hipoglosal
4. Saraf troklear 12. Pons
5. Saraf trigeminal 13. Serebelum
6. Saraf abdusen 14. Medulla
7. Saraf fasial 15. Medulla spinalis
8. Saraf vestibokoklear

b. Tabel organ tubuh dan sistem pengendalian ganda


Organ Rangsangan simpatis Rangsangan parasimpatis
Jantung Denyut dipercepat Denyut diperlambat
Arteri koronari Dilatasi Konstriksi
Pembuluh darah perifer Vasokonstriksi Vasodilatasi
Tekanan darah Naik Turun
Bronkus Dilatasi Konstriksi
Kelenjar ludah Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Kelenjar lakrimalis Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Pupil mata Dilatasi Konstriksi
Sistem Pencernaan makanan (SPM) Peristaltik berkurang Peristaltik bertambah
Kelenjar-kelenjar SPM Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Kelenjar keringat Ekskresi bertambah Ekskresi berkurang





















5. Bagian-bagian sel saraf




























Keterangan:
1. Dendrit 9. Nukleus Sel Schwan
2. Badan sel 10. Neurolima
3. Nukleus 11. Serat otot
4. Nukleolus 12. Cabang kolateral
5. Neurofibril 13. Selaput mielin
6. Sel Schwan 14. Korpus Niessel
7. Akson 15. Aparatus golgi
8. Nodus Ranvier 16. Mitokondria





B. Pembahasan
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang berfungsi sebagai penerima dan penghantar rangsangan ke semua bagian tubuh. Sel saraf berpadu dan membentuk apa yang disebut subtansi kelabu dalam sistem ini, seperti yang dijumpai dalam sumsum tulang belakang. Dengan pertolongan saraf dapat kita menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot. Susunan saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu; susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat terdiri dari medula spinalis dan otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak), sedangkan susunan saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom (susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik).
Pusat sel saraf (neuron) terdiri dari sebuah badan sel yang disebut perikrion, yang berisi nukleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat badan-badan yang disebut substansia nissel. Dari perikarion keluar prosesus yang menghantarkan rangsangan perikarion yang disebut dendrit, jumlahnya lebih banyak (lebih dari satu). Prosesus yang menghantarkan rangsangan keluar dari perikarion disebut akson. Jumlah akson biasanya hanya satu. Simpai mielin yang berlekuk-lekuk disebut nodus ranvier di dalam sel saraf perifer. Akson dan dendrit tergabung dalam berkas-berkas jaringan ikat disebut endoneurium. Berkas ini tergabung menjadi berkas yang lebih besar yang disebut epineurium. Apabila suatu akson terputus maka bagian yang terputus hubungannya dengan korion akan mengalami degenerasi, akson dan simpai mielinnya akan berdegenerasi. Di luar susunan saraf terdapat selubung kedua, di luar selubung mielin yang terdiri dari sel-sel Schwan.
Sel saraf menurut jenis rangsangannya meliputi sel saraf (sel ganglion) dan serabut saraf (neurit) atau akson. Sel saraf (neuron) besarnya bermacam-macam dilihat dari geriginya satu, dua, dan banyak. Gerigi yang banyak bercabang menghubungkan sel itu dengan sesamanya, yang mana gerigi ini disebut dengan dendrit. Alat penghubung disebut dengan neuron. Serabut saraf (neurit) atau akson adalah bagian utama serabut saraf, yang disebut sumbu torak dan di bagian tengah disebut dengan benang saraf.
Otak, merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat koordinasi dari semua organ tubuh. Bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam rongga tengkorak dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Meningen (selaput otak) merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang yang melindungi struktur saraf halus, yang berfungsi membawa pembuluh darah dan cairan sekresi, memperkecil benturan atau getaran yang mana terdiri dari tiga lapisan, yaitu dura meter (lapisan luar), arakhnoid (lapisan tengah), dan pia meter (lapisan sebelah dalam). Durameter merupakan selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringa ikat tebal dan kuat. Arakhnoid merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dengan pia meter membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral. Pia meter merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak. Pia meter ini berhubungan dengan arakhnoid melalui struktur-struktur jaringan ikat yang disebut dengan trabekel.
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal. Otak depan; menjadi hemisfer serebri , korpus striatum, talamus, serta hipotalamus. Otak tengah; tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus. Otak belakang; manjadi pons varoli, medula oblongata, dan serebelum. Batang otak terdiri dari;
1. Diensefalon, bagian batang otak paling atas yang terdapat diantara otak kecil dengan mesensefalon. Fungsinya: vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah; respiratori, membantu proses persarafan; mengontrol kegiatan refleks, dan membantu kerja jantung.
2. Mesensefalon, disebut dengan otak bagian tengah. Fungsinya: membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata serta memutar mata dan pusat pergerakan mata.
3. Pons paroli, fungsinya: sebagai penghubung antara kedua serebelum dan juga antara medula oblongata dengan serebelum atau otak besar, serta sebagai pusat saraf nervus trigeminus.
4. Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons paroli dengan medula spinalis. Fungsinya: mengontrol kerja jantung, mengecilkan pembuluh darah, sebagai pusat pernapasan, dan mengontrol kegiatan refleks.
Otak besar (serebrum), merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Masing-masing disebut dengan fosa kranialis anterior dan fosa kranialis media. Otak mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan atas dan permukaan bawah. Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks serebral dan zat putih terdapat pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf. Korteks serebri dibagi menjadi 20 area, yang secara umum dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Korteks sensoris, Pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang mengurus bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh bergantung pada fungsi alat yang bersangkutan. Disamping itu korteks sensori juga pada bagian fisura lateralis lebih dominan menangani bagian tubuh bilatera.
2. Korteks asosiasi. Tiap indera manusia, korteks ini sendiri merupakan kemampuan otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan, berpikir, rangsangan yang diterima diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan data yang lain.
3. Korteks motoris menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya adalah kontribusi pada traktus piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontralateral.
4. Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis yang berhubungan dengan sikap mental dan kepribadian.
Fungsi dari otak besar ini (serebrum) yaitu, mengingat pengalaman yang lalu, sebagai pusat persarafan yang menangani aktivitas mental, akal, intelegensi, keinginan dan pusat memori, pusat menangis, buang air besar, dan buang air kecil.
Otak kecil (serebelum), terletak pada bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh fisura transversalis dibelakangi oleh pons varoli dan di atas medula oblongata. Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris, merupakan pusat koordinasi dan integrasi. Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis dan bagian yng melebar pada bagian lateral disebut hemisfer. Permukaan luar serebelum berlipat-lipat menyerupai serebrum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan ini mengandung zat kelabu. Fungsi dari serebelum, yaitu: arkhioserebelum, serabut aferen berasal dari telinga dalam yang teruskan oleh nervus VIII (auditorius) untuk keseimbangan dan rangsangan pendengaran ke otak; paleaserebelum, sebagai pusat penerima impuls dan reseptor sensasi umum medula spinalis dan nervus vagus (N. Trigeminus) kelopak mata, rahang atas dan bawah, serta otot pengunyah; neoserebelum, korteks serebelum menerima informasi tentang gerakan yang sedang dan yang akan dikerjakan dan mengatur gerakan sisi badan.
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot pncaindera mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Di dalam kepala ada dua saraf kranial. Beberapa diantaranya adalah serabut campuran gabungan saraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada yang terdiri dari saraf motorik saja atau hanya sensorik saja (mis. alat-alat pancaindera). Saraf kepala terdiri dari;
1. Nervus olfaktorius, sifatnya sensoris menyerupai hidung, membawa rangsangan aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke otak.
2. Nervus optikus, sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa rangsangan penglihatan ke otak.
3. Nervus okulomotoris, saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital (otot penggerak bola mata).
4. Nervus troklearis, sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital
5. Nervus trigeminus, sifatnya majemuk (sensoris motoris). Fungsinya sebagai saraf kembar tiga, saraf ini merupakan saraf otak terbesar yang mempunyai dua buah akar saraf besar yang mengandung serabut saraf penggerak. Saraf ini mempunyai tiga buah cabang, yaitu: nervus oftalmikus, sifatnya sensoris, mensarafi kulit kepala bagian depan kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola mata; nervus maksilaris, sifatnya sensoris, mensarafi gigi-gigi atas, bibir atas, palatum, batang hidung, rongga hidung, dan sinus maksilaris; nervus mandibularis, sifatnya majemuk (motoris sensoris), serabut-serabut motorisnya mensarafi otot-otot pengunyah, sedangkan serabut-serabut saraf sensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan dagu.
6. Nervus abdusen, sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagai saraf penggoyang sisi mata.
7. Nervus fasialis, sifatnya majemuk (motoris sensoris), serabut-serabut motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Fungsinya sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap.
8. Nervus auditorius, sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya sebagai saraf pendengar.
9. Nervus glosofaringeus, sifatnya majemuk (motoris sensoris), ia mensarafi faring, tonsil dan lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan citarasa ke otak.
10. Nervus vagus, sifatnya majemuk (motoris sensoris), mengandung serabut-serabut saraf motorik, sensorik dan parasimpatis faring, laring, paru-paru, esofagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa.
11. Nervus asesorius, sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleidomastoid dan muskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan.
12. Nervus hipoglosus, sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai saraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung.
Medula spinalis, merupakan bagian saraf pusat yang terletak di dalam kanalis vertebralis bersama ganglion radiks posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis terletak berpasangan kiri dan kanan. Organ ini mengurus persarafan tubuh, anggota badan serta bagian kepala. Dimulai dari bagian bawah medula oblongata setinggi korpus vertebra servikalis I, memanjang sampai ke korpus vertebra lumbalis I dan II. Penyebaran semua saraf medula spinalis dimulai dari torakal I sampai lumbal III, mempunyai cabang-cabang dalam saraf yang akan keluar membentuk pleksus dan ini akan membentuk saraf tepi (perifer) yang terdiri dari: pleksus srvikalis, dibentuk oleh cabang-cabang saraf servikalis anterior, cabang ini bekerja sama dengan nervus vagus dan nervus asesoris; nervus brakialis, dibentuk oleh persatuan cabang-cabang anterior dan saraf servikal 4 dan torakal 1, fungsinya mensarafi anggota gerak atas; pleksus lumbalis, dibuat oleh serabut saraf dan torakal 12, saraf terbesar yaitu nervus femuralis dan nervus obturtor; dibentuk oleh saraf dari lumbal dan sakral, saraf skiatik yang merupakan saraf terbesar keluar mempersarafi otot anggota gerak bawah.
Sumsum tulang belakang dibungkus oleh tiga selaput yaitu durameter (selaput luar), arakhnoid (selaput jaringan), dan pia meter (selaput dalam). Di antara dura meter dan arakhnoid terdapat lubang disebut kandung dura meter. Fungsi medula spinalis, yaitu: sebagai pusat gerakan otot-otot tubuh terbesar di kornu motorik atau kornu ventralis; mengurus kegiatan refleks-refleks spinalis serta refleks lutut; menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke serebelum; sebagai penghubung antar segmen medula spinalis, dan mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh.
Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan ini merupakn reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan. Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba di luar kesadaran kita. Penyebab timbulnya gerak refleks yaitu misalnya terkena atau tersentuh benda yang panas, terkena benda tajam dan karena suatu peristiwa yang terjadi. Untuk terjadinya gerakan refleks maka dibutuhkan struktur, sebagai berikut: organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit, serabut saraf yang menghantarkan impuls tersebut menuju ke sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls menuju substansi pada kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Susunan saraf perifer (saraf tepi) terdiri dari sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang, sedangkan saraf otonom merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan penting yang mempengaruhi pekerjaan otot involuntary (otot polos), seperti jantung, hati pankreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf aferen dan eferen. Sistem saraf otonom berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar, maka kadang-kadang juga disebut susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya, susunan saraf otonom terbagi menjadi 2 yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
Sistem saraf simpatis terdiri dari serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion-ganglion. Urat-urat ini bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kulumna vertebrata, kemudian berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigieus. Ganglion-ganglion tersebut tersusun berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah berikut:
1. Daerah leher : tiga pasang ganglion servikal
2. Daerah dad : sebelah pasang ganglion torakal
3. Daerah pinggang : empat pasang ganglion lumbal
4. Daerah pelvis : empat pasang ganglion sakral
5. Di depan koksigis : ganglion koksigens
Ganglion-ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui sumsum tulang belakang, dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung, yang bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang belakang. Fungsinya, serabut-serabut saraf simpatis mensarafi otot jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh darah, serta semua alat-alat dalam seperti lambung, pankreas dan usus. Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut-serabut motorik pada otak tak sadar dalam kulit, serta mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
Sistem saraf parasimpatis, merupakan saraf kranial ketiga, ketujuh, kesembilan dan kesepuluh. Saraf-saraf ini merupakan penghubung. Melalui serabut-serabut saraf parasimpatis dalam perjalanan keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan oleh serabut-serabut menuju iris. Dengan demikian merangsang gerakan-gerakan saraf ke-3 yaitu saraf okulomotorik. Beberapa fungsi saraf parasimpatis, yaitu:
1. Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis, dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung.
2. Mempersarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung.
3. Mempersarafi kelenjar ludah (sublingualis dan submandibularis).
4. Mempersarafi parotis.
5. Mempersarafi sebagian besar alat tubuh, yaitu jantung, paru-paru, gastrointestinum, ginjal, pankreas, limpa, hepar, dan kelenjar suprarenalis.
6. Mepersarafi kolon desendens, sigmoid, rektum, vesika urinaria dan alat kelamin.




BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
2. Susunan saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu; susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat terdiri dari medula spinalis dan otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak), sedangkan susunan saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan susunan saraf otonom (susunan saraf simpatik dan susunan saraf parasimpatik).
3. Saraf kepala terdiri dari 12 macam saraf yaitu; Nervus olfaktorius (membawa rangsangan aroma); Nervus optikus (membawa rangsangan penglihatan); Nervus okulomotoris (mensarafi otot-otot orbital); Nervus troklearis (mensarafi otot-otot orbital); Nervus trigeminus (mengandung serabut saraf penggerak); Nervus abdusen (sebagai saraf penggoyang sisi mata); Nervus fasialis (sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap); Nervus auditorius (sebagai saraf pendengar); Nervus glosofaringeus (mensarafi faring, tonsil dan lidah); Nervus vagus (sebagai saraf perasa); Nervus asesorius (sebagai saraf tambahan); dan Nervus hipoglosus (sebagai saraf lidah).
4. Sistem saraf somatik merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang, sedangkan saraf otonom merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan penting yang mempengaruhi pekerjaan otot involuntary (otot polos), seperti jantung, hati pankreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
B. Saran
Semangatttttttttttttttttt Biologi 07












DAFTAR PUSTAKA
Bevalender, 1998. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga. Jakarta.

Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama Widya. Bandung.

Kimball, J. W., 1983. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Pearce. E., 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Raven, 1981. Atlas Anatomi untuk Umum dan Mahasiswa untuk Kedokteran. Djambatan. Jakarta.

Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. EGC. Jakarta.

http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM REPRODUKSI)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap mahkluk hidup, akan berusaha hidup abadi atau langgeng, dengan kata lain setiap mahkluk hidup akan mempertahankan keturunannya (jenisnya). Upaya yang dilakukan yaitu dengan melakukan yang namanya reproduksi. Proses reproduksi yang dikenal ada dua bentuk yaitu reproduksi vegetatif dan reproduksi genertif. Dalam proses reproduksi inilah pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya baik yang vegetatif maupun generatif.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Alat reproduksi pria terdiri dari sepasang testis yang menghasilkan sperma, epidimis, skrotum (selaput yang membungkus testis), vas deferens, dan penis (alat untuk memasukkan sperma ke dalam alat reproduksi wanita). Alat reproduksi wanita terdiri dari sepasang ovarium (sebagai penghasil sel telur), tuba palovi (saluran telur), uterus (rahim) tempat janin, dan vagina.
Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih memahami serta mengetahui tentang sistem reproduksi beserta komponen-komponennya, maka perlu diadakan suatu praktikum yang membahas tantang hal ini.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat membedakan mitosis dan meiosis dalam istilah jaringan, lokasi, dan jumlah kromosom.
2. Mahasiswa dapat mendefinisikan spermatogenesis dan menjelaskan peranan kelenjar pituitari.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur sistem reproduksi pria dan wanita.
4. Mahasiawa dapat membedakan spermatogenesis dan oogenesis.
5. Mahasiswa dapat menyebutkan hormon ovarium dan pituitari yang mengatur menstruasi.
6. Mahasiswa dapat menyebutkan miometrium, endometrium, dan endometritis.
7. Mahasiswa dapat menggambarkan perubahan yang terjadi dalam uterus selama menstruasi.
8. Mahasiswa dapat mendefinisikan pubertas, monopause, dan menarke dalam hubungannya dengan pembentukan penurunan hormonal.
9. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang fenomena menghisap.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui tentang sistem reproduksi beserta komponen-komponennya.
2. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_reproduksi).
Organ-organ reproduksi membentuk apa saja yang dikenal sebagai traktus genitalis, yang berhubungan dengan traktus urinarius. Pada laki-laki kedua traktus itu erat berhubungan dengan traktus urinarius, akan tetapi tidak bersambung. Traktus genitalis perempuan bersambung dengan rongga peritoneum. Ini bukan halnya pada orang laki-laki; tidak ada saluran dari traktus genitalis ini yang terbuka di rongga peritoneum. Organ perkembangbiakan pada wanita terletak dalam panggul kecil, organ laki-laki sebagian besar terletak di luar pelvis (Pearce, 2004: 254).
Pada laki-laki dewasa pubertas dimulai dengan perubahan suara lebih berat, pembesaran genitalia eksterna, tampilnya bulu di atas tubuh dan muka. Pada wanita ditandai dengan menstruasi pertama (menarke), uterus dan vagina membesar, buah dada membesar, serta jaringan ikat dan salurn darah bertambah, sifat kelamin sekunder tampil, lengkung tubuh berkembang, adanya bulu ketiak dan pubis pelvis melebar (Syaifuddin, 2006: 250).
Alat perkembangan pria:
1) Sepasang testis, terletak di dalam skortum dan merupakan penghasil sperma
2) Epididmis, merupakan pembuluh yang berliku-liku tempat pemyimpanan dan pematangan sperma
3) Skortum, disebut juga kandung petir
4) Ves deferen, meruapakan lanjutan dan epididimis
5) Penis untuk memasukan sperma dalam alat perkembangan wanita.
Alat perkembangan wanita:
1) Sepasang ovarium, merupakan penghasilan sel telur(ovum)
2) Saluran telur, terdiri atas otesum tuba dan tuba falopii (Oviduk)
3) Uterus (rahim), tempat perkembangbiakan sel telur yang telah dibuahi dan selanjutnya akan berkembangan menjadi embrio
4) Vagina, merupakan muara dari rahim berfungsi untuk kopulasi wanita dan jalan janin ketika melahirkan. Pada vagina dekat muara terdapat sepasang kelanjer yang menghasilkan lendir.
(http://www.scribd.com/doc/18940970/Sistem-Reproduksi-Manusia.doc)
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantong zakar), dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat, dan vesikula seminalis. Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan di simpan di dalam vesikula seminalis. Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan disebut semen dikeleuarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi
(http://www.indonesia.com/f/13003-sistem-reproduksi-pria/).
Organ kelamin wanita memiliki 2 fungsi yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi, saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual (www.docstoc.com/sistem-reproduksi-wanita.doc).
Struktur ovarium bulat lonjong agak pipih dengan ukuran 3x2x2 cm. Berada di permukaan posterior ligamentum latum. Ke arah medial disangga oleh ligamentum ovarii. Ke arah superior dan lateral disangga oleh ligamentum infudibulopelvicum dan ligamentum ovarii propium. Pasokan darah berasal dari arteri ovarica yang ovarium kiri menuju ke vena renalis kiri
(http://www.authorstream.com/presentation/dodo.w-218497-ANATOMI-ORGAN-REPRODUKSI -Indonesia-Education-ppt-powerpoint/).









BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 Juni 2010, pukul 11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah carta atau torso sistem reproduksi.
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Alat Reproduksi Pria

Keterangan:
1. Kandung kemih
2. Vas deferens
3. Tulang kemaluan
4. Penis
5. Glans penis
6. Skrotum
7. Epididimis
8. Testis
9. Prostat
10. Vesika seminalis




















2. Organ Reproduksi Wanita

a. Bagian Luar

Keterangan:
1. Mons pubis
2. Labium majus
3. Labium minus
4. Orifisium vagina
5. Rafe perineal
6. Anus
7. Kelenjar bartolin
8. Hymen
9. Klitoris







b. Bagian Dalam

Keterangan:
1. Fimbriae
2. Ovarium
3. Tuba palovi
4. Uterus
5. Endometrium
6. Vesika urinaria





3. Kelenjar Mamae

























Keterangan:
1. Klavikula 8. Puting susu
2. Otot pektoralis minus 9. Ostium duktus
3. Otot interkostal 10. Kelenjar alveolar
4. Otot pektoralis majus 11. Jaringan ikat
5. Kulit 12. Iga
6. Jaringan lemak 13. Lobulus
7. Lobus 14. Areola








4. Siklus Menstruasi










































5. Spermatogenesis










































6. Oogenesis





















B. Pembahasan
Sistem reproduksi merupakan suatu serangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembangbiak. Sistem reproduksi pada manusia berbeda antara pria dan wanita .
Organ Reproduksi Pria
Genitalia pada pria tidak terpisah dengan saluran uretra, berjalan sejajar pada kelamin luar laki-laki. Alat kelmin laki-laki terdiri dari 3 bagian, yaitu kelenjar, kelenjar duktuli dan bangun penyambung. Kelenjar pada reproduksi laki-laki terdiri atas testis, vesika seminalis, prostat dan bulbouretralis. Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk. Kelenjar testis, bentuknya seperti telur, banyaknya dua buah menghasilkan sel sperma. Testis terletak menggantung pada urat-urat spermatic di dalam skrotum. Testis terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobulus testis. Testis ini berfungsi dalam pembentukan gamet-gamet baru yaitu spermatozoa yang dilakukan di tubulus seminiferus dan menghasilkan hormon testosterone yang dilakukan oleh sel interstisial. Hormon ini berfungsi menentukan sifat-sifat kejantanan.
Vesika seminalis merupakan kelenjar yang panjangnya 5-10 cm, berupa kantong seperti huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostat merupakan bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energi untuk spermatozoa. Vesika seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hamper masuk prostate. Dindingnya tipis, mengandung serabut otot dan mukosa, terbagi menjadi ruang-ruang dan lekuk-lekuk yang penampangnya memperlihatkan gambaran jembatan membran mukosa.
Kelenjar prostat merupakan kelenjar yang terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah vesika urinaria di sekitar uretra bagian atas. Besar kelenjar ini kira-kira sebesar buah kenari. Letaknya di bawah kandung kemih mengelilingi uretra dan terdiri dari kelenjar majemuk, saluran dan otot polos. Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur dengan sekret dari testis. Kelenjar ini merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30 – 50 kelenjar yang terbagi atas empat lobus yaitu lobus posterior, lobus lateral, lobus anterior dan lobus medial. Fungsi kelenjar prostate yaitu menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagma. Kelenjar bulbouretralis terletak di sebelah bawah dari kelenjar prostat, panjangnya 2 – 5 cm. Fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat.
Kelenjar duktuli pada alat reproduksi laki-laki terdiri atas epididimis, duktus deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran halus yang panjangnya kurang lebih 6 cm, dan terletak di sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Terdiri dari kepala (kaput) yang terletak di atas kutub testis. Badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral. Lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal. Saluran ini dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput epididimis. Duktus eferentis merupakan bagian dari kaput epididimis. Duktus eferentis panjangnya kurang lebih 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara ke duktus epididimis tempat speramtozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens. Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum diejakulasi dan memproduksi semen.
Duktus deferens merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis. Kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih. Panjang duktus deferens 40 – 50 cm berjalan bersama pembuluh darah dan saraf dalam funikulus spermatikus melalui kanalis inguinalis, memanjang pada bagian akhir berbentuk kumparn disebut ampula duktus deferentis.
Uretra merupakan saluran kemih pada pria yang sekaligus merupakan saluran ejakulasi. Pengeluaran urin tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan kontraksi prostat.
Bangun penyambung pada alat reproduksi laki-laki terdiri dari skrotum, fenikulus spermatikus dan penis. Skrotum merupakan kantong yang menggantung di dasar pelvis, tempat sepasang testis tersimpan. Skrotum (kandung buah pelir), berupa kantong yang terdiri dari kulit tanpa lemak. Subkutan berisi sedikit jaringan otot, testis (buah pelir) berada dalam pembungkus yang disebut tunika vaginalis yang dibentuk dari peritonium. Skrotum merupakan kantong kulit banyak mengandung pigmen, sebelah dalamnya terdapat kantong yang dipisahkan satu sama lain oleh septum. Tiap kantong berisi testis epididimis funikulus spermatikus.
Penis terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujian penis disebut glan penis. Bagian tengahnya disebut korpus penis dan pangkalnya disebut radiks penis. Glan penis tertutup oleh kulit korpus penis, kulit penutup ini disebut prepusium. Penis (zakar) terdiri atas sperti busa dan terletak memanjang, tempat muara uretra dari glan penis adalah frenulum atau katup. Ereksi penis dipengaruhi oleh otot iskia kavernosus dan otot bulbo kavernosus.
Organ Reproduksi Wanita
Alat reproduksi pada wanita terbagi pula menjadi dua macam, yaitu bagian eksternal (luar) dan bagian internal (dalam). Bagian luar terdiri dari mons pubis, klitoris, labia mayora, labia minora, vestibulum, hymen. Sedang bagian dalam terdiri dari vagina, uterus, tuba falopi, ovarium dan perineum serta terdapat pula kelenjar yaitu kelenjar mamae dan kelenjar bartolin.
Monspubis letaknya sedikit menonjol dan ditumbuhi oleh bulu pada masa pubertas, yang mana memiliki fungsi untuk melindungi mikroorganisme yang akan masuk ke dalam vagina atau saluran urogenital. klitoris atau kelentit meruapakan sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar kacang hijau yang dapat mengeras dan tegang dan mengandung urat syaraf. Klitoris ini bentuknya menonjol, yang berfungsi memeberikan rangsangan kepada organ kelamin.
Labia mayora merupakan dua lipatan dari kulit yang terdapat di antara kedua paha, yang berfungsi sebagai pelindung saluran bagian dalam, sedangkan Labia minora berada di sebelah dalam dari labia mayora. Labia minora ini berfungsi melindungi organ yang ada di bagian dalamnya.
Vestibulum (serambi) merupakan rongga yang berada di antara labia minora (bibir kecil), bagian muka belakang dibatasi oleh klitoris dan perinium. Di dalam vestibulum terdapat 4 macam saluran atau muara-muara, yaitu liang senggama, uretra, kelenjar Bartolin, dan kelenjar skene kiri dan kanan. Himen (selaput dara) merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama. Pada bagian tengahnya berlubang, agar kotoran menstruasi dapat mengalir ke luar. Selaput dara ini bentuknya berbeda-beda, ada yang seperti bulan sabit, kosistensi ada yang kaku dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, dan ada pula yang dapat dilalui satu jari. Selaput dara ini berfungsi untuk melindungi saluran senggama atau ruang vagina yang tersusun oleh kapiler-kapiler darah.
Vagina (liang kemaluan) merupakan tabung yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris khusus yang dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Vagina juga merupakan ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran yang dilalui bayi saat lahir dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama kopulasi. Ovarium (indung telur) merupakan kelenjar berbentuk buah kenari yang terletak di kanan dan kiri uterus. Di dalam ovarium terdapat jaringan bulbus dan jaringan tubulus yang menghasilkan sel telur (ovum). Setiap bulan folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan hari (hari ke-14) siklus menstruasi. Fungsi dari ovarium yaitu memproduksi ovum, hormon estrogen dan hormon progesteron.
Uterus (rahim) mempunyai struktur yang tebal, berotot dan berbentuk seperti buah pir yang terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang dan kandung kemih di depan. Panjang uterus kurang lebih 7,5cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm dan berat 50 gram. Pada rahim wanita dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang uterusnya 5-8 cm dan beratnya 30-60 gram. Uterus ini terdiri dari fundus (dasar rahim) yang terletak antara kedua pangkal saluran telur; korpus merupakan bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang; dan serviks. Dinding uterus terdiri dari endometrium, miometrium, dan lapisan serosa. Fungsi dari uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine ke uterus. Pada mamlia terdapat 4 macam tipe uterus, yaitu :Dupleks, uterus kanan dan kiri terpisah dan bermuara secara terpisah ke vagina; Bipartil, uterus kanan dan kiri bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang; Bikornuat, bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang; Simpleks, semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.
Tuba falopi (oviduct) biasa disebut dengan saluran telur. Panjangnya sekitar 12 cm dan diameternya 3-8 mm. Fungsinya yaitu mengantarkan ovum atau sel telur dari ovarium ke uterus, dan menyediakan tempat untuk pembuahan. Ovum yang dibuahi dalam saluran tuba ini menimbulkan kehamilan ektopik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini biasa berlangsung 8-10 minggu. Perineum (kerampang) terletak dai antara vulva dan anus, yang pannjangnya kurang lebih 4 cm.
Kelenjar mamae (kelenjar susu) yaitu payudara, merupakan pelengkap organ reproduksi pada wanita yang mengeluarkan air susu. Buah dada ini terletak dalam fasia superfisialis di daerah antara sternummdan aksila, melebar dari iga kedua sampai ketujuh. Di dalam kelenjar ini, kantung kecil jaringan epithelium mensekresikan susu, yang mengalir ke dalam serangkaian duktus yang membuka pada puting.
Kelenjar Bartolin terletak di dekat lubang vagina, berfungsi dalam mensekresikan mukus ke dalam vestibula dan menjaganya agar tetap terlumasi serta memudahkan dalam hubungan kelamin.
Pubertas bisanya muncul pada umur 10 – 14 tahun dan ditandai dengan permulaan menstruasi. Uterus dan vagina membesar, payudara membesar serta lemak, jaringan ikat dan saluran drah bertambah. Kemudian sifat kelamin sekunder tampil, lengkung tubuh berkembang dan jaringan adiposa membulatkan batas-batas anggotanya, serta tampilnya bulu dalam ketiak dan daerah pubis, serta pelvis melebar.
Monopause terjadi pada umur 45 – 50 tahun dengan ditandai menstruasi terhenti, rasa panas pada muka dengan kemunduran kulit yang ekstrem, gelisah, letih, penurunan kekuatan pada tulang seluruh tubuh, dan anseitas.
Proses pembentukan sel telur (oogenesis) diawali dengan oogonium yang berkembang membentuk oosit primer, lalu oosit primer akan membelah lagi membentuk oosit sekunder. Oosit sekunder berkembang menjadi oosit dan oosit ini yang akan berkembang menjadi ovum. Pengeluaran ovum disebut ovulasi. Bila ovum tidak dibuahi maka korpus luteum bertahan hanya selama 12 – 14 hari.
Siklus menstruasi, selput lendir rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu bulan mengalami empat masa (stadium) yaitu stadium menstruasi, stadium post-menstruum, stadium intermenstruum dan stadium praemenstruum.
Stadium menstruasi, pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal disebut stratum basale berlangsung selama empat hari. Darah tidak membeku karena ada fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan mukosa, banyaknya perdarahan selama haid kira-kira 50 cc.
Stadium post-menstruum, luka yang terjadi karena endometrium terlepas berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini tebal endometrium kira-kira 0,5 mm dan berlangsung selama empat hari. Stadium intermesntruum, endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain, berlangsung kira-kira 5 – 14 hari dari haid pertama.
Stadium praemenstruum, endometrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium menerima telur. Stadium ini berlangsung 14 – 28 hari, kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.

















BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembangbiak.
2. Alat genetalia luar wanita terdiri dari tundun, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum, himen dan perineum. Sedangkan alat genitalia dalam wanita terdiri atas vagina, uterus, ovarium, dan tuba falopi.
3. Siklus menstruasi terdiri atas 4 stadium yaitu stadium menstruasi, stadium post-menstruum, stadium intermenstruum, dan stadium praemenstruum.
4. Alat genitalia pada laki-laki terdiri atas tiga bagian yaitu kelenjar, kelenjar duktuli, dan bangun penyambung.
5. Kelenjar terdiri atas testis, vesika seminalis, prostat, dan bulbouretralis, kelenjar duktuli terdiri atas epididimis, duktus seminalis dan uretra, dan bangun penyambung terdiri atas skrotum, fenikulus spermatikus dan penis.
6. Proses pembentukan sel telur disebut oogenesis dan proses pembentukan sel sperma disebut spermatogenesis.


B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada kesempatan kali ini adalah agar pada praktikum selanjutnya carta sistem reproduksi dapat diperbanyak lagi.


















DAFTAR PUSTAKA
Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

http://www.authorstream.com/presentation/dodo.w-218497-ANATOMI-ORGAN-REPRODUKSI -Indonesia-Education-ppt-powerpoint/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_reproduksi

http://www.indonesia.com/f/13003-sistem-reproduksi-pria/

http://www.scribd.com/doc/18940970/Sistem-Reproduksi-Manusia.doc

www.docstoc.com/sistem-reproduksi-wanita.doc

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM RANGKA)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. Kerangka juga berfungsi sebagai alat gerak pasif, yang mana tidak dapat bergerak jika tidak adanya kontraksi otot. Fungsi lainnya yaitu sebagai tempat pembuatan sel darah, khususnya sel darah merah.
Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Kerangka manusia dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu: kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut: tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga-iga, tulang hioid: dan kerangka appendikuler terdiri atas anggota gerak (atas dan bawah) dan gelang panggul.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem skeleton (sistem rangka) beserta struktur-struktur yang dimilikinya, maka perlu diadakan suatu praktikum yang membahas tentang hal ini.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi dari sistem skeleton.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur mikroskopik tulang.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi gros anatomi tulang.
4. Mahasiswa dapat membedakan antara skeleton axial dan skeleton appendikular, dan menyebutkan masing-masing komponennya.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tulang-tulang yang membentuk korset pektoralis dan pelvik.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui fungsi dan struktur mikroskopik dari sistem skeleton.
2. Kita dapat mengetahui tentang skeleton axial dan skeleton appendikular, beserta komponen-komponennya.
3. Kita dapat mengetahui tentang gros anatomi tulang dan tulang-tulang apa saja yang membentuk korset pektoralis dan pelvik.
4. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum ”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut: tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga-iga, tulang hioid. Kerangka appendikuler terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul (Pearce, 2004: 43).
Susunan kerangka terdiri dari susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan yang terdiri dari tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah); tulang wajah (14 buah); tulang telinga dalam (6 buah); tulang lidah (1 buah); tulang yang membentuk kerangka dada (25 buah); tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah); tulang anggota yang membentuk lengan (anggota gerak atas) (64 buah); tulang yang membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62 buah). Guna kerangka: 1). menahan seluruh bagian-bagian badan supaya jangan rubuh; 2). melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru-paru; 3). tempat melekatnya otot-otot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot; 4). tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah, dan; 5). memberikan bentuk pada bangunan tubuh (Syaifuddin, 2006: 46).
Tulang-tulang penyusun rangka tubuh manusia berdasarkan jenisnya terdiri dari tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Tulang rawan adalah jaringan pengikat atau penyokong yang terdiri atas sel bulat yang letaknya menyebar dua-dua atau empat-empat terdapat dalam matriks yang disebut kondrin. Berdasarkan matriksnya tulang rawan terdiri dari tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, dan tulang rawan serabut putih. Sedangkan tulang keras merupakan jaringan pengikat yang tersusun oleh sel tulang (osteoblast) yang menghasilkan matriks yang mengandung endapan zat kapur, sehingga matriksnya menjadi lebih keras dibandingkan dengan tulang rawan. Berdasarkan matriksnya tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak dan tulang spons (Suripto, 1992: 24).
Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. rangka merupakan tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/sistem-rangka-dan-otot-manusia-5/).
Dalam melakukan gerak tubuh, manusia didikung oleh sejumlah tulang / rangka. Rangka manusia sekitar 214 tulang yang dapat dikelompokkan menjadi skeleton aksial dan skeleton appendikular. Skeleton aksial adalah rangka penyusun sumbu tubuh yang terdiri dari tulang rusuk, tulang dada, tulang tengkorak (tulang penyusun kepala), dan tulang belakang. Sedangkan appendikular adalah rangka tambahan yang terdiri atas tulang penyusun gelang bahu, tulang ekstremitas atas (anggota gerak atas/tangan), gelang panggul, dan ekstremitas bawah (kaki) (Frandson, 1992: 278).
Sistem skeleton terdiri dari sekitar 200 tulang yang bersama-sama membentuk rangka tubuh yang kuat dan bisa digerakkan. Sistem ini mempunyai empat fungsi utama. Ia mendukung dan melindungi jaringan lunak dan organ vital di sekitarnya. Ia berperan dalam pergerakan tubuh menjadi tempat perlekatan otot-otot dan menjadi pengumpil pada sendi. Ia memproduksi sel-sel darah dalam sum-sum tulang merah dan menjadi gudang bagi garam-garam mineral, terutama fosfor dan kalsium (Watson, 2002: 132).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rangka).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 11 Mei 2010, pukul 11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat peraga kerangka manusia secara utuh, dan tengkorak.
C. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta menunjukkan bagian-bagiannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Rangka (tampak depan)

Keterangan:
1. Kranium
2. Hioid
3. Klavikula
4. Skapula
5. Tulang-tulang torakal
6. Sternum
7. Iga – iga
8. Humerus
9. Ulna
10. Radius
11. Karpal
12. Metakarpal
13. Kolumna vertebralis
14. Tulang koksa
15. Femur
16. Patella
17. Tibia
18. Fibula
19. Tarsal
20. Metatarsal
21. Falang










2. Rangka (tampak belakang)

Keterangan
1. Kranium
2. Hioid
3. Klavikula
4. Skapula
5. Tulang-tulang torakal
6. Sternum
7. Iga – iga
8. Humerus
9. Ulna
10. Radius
11. Falang
12. Kolumna vertebralis
13. Tulang koksa
14. Sakrum
15. Koksigis
16. Femur
17. Tibia
18. Fibula




















3. Struktur Tulang

Keterangan:
1. Pembuluh darah
2. Tulang kanselus
3. Tulang kompakta
4. Diafisis
5. Epifisis
6. Garis epifisis
7. Kanalis Haversian
8. Sistem Haversian
9. Sumsum
10. Kavitas medularis
11. Periostium
12. Trabekula
13. Kanalis Volkmann’s




















4. Tengkorak (bagian depan)

Keterangan:
1. Frontal
2. Parietal
3. Glabella
4. Foramen supraorbital
5. Foramen optik
6. Konka tengah dari etmoid
7. Lempeng perpendicular etmoid
8. Konka inferior
9. Maksila
10. Mandibula
11. Foramen mental
12. Vomer
13. Foramen infraorbital
14. Nasal
15. Zigomatikus
16. Lakrimal
17. Etmoid
18. Sfenoid
















5. Tengkorak (bagian samping)

Keterangan:
1. Sutura koronal
2. frontal
3. Sfenoid
4. Etmoid
5. Lakrimal
6. Nasal
7. Zigomatikus
8. Maksila
9. Mandibula
10. Foramen mental
11. Prosesus karanoid
12. Prosesus pterigoid
13. Prosesus stiloid
14. Prosesus mastoid dari tulang temporal
15. Prosesus kondiloid
16. Muara auditorius eksternal
17. Temporal
18. Sutura lambdoidal
19. Parietal
20. Sutura Skuamosa








6. Bagian Dalam Rongga Tengkorak

Keterangan:
1. Fossa anterior
2. Fossa kranium tengah
3. Fossa kranium depan
4. Lamina Kribosa etmoidalis
5. Foramen Rotundum
6. Foramen Ovale
7. Meatus Auditori interna
8. Foramen magnum




7. Tulang Dada

Keterangan:
1. Iga Sejati
2. Kartilago kosta
3. Iga tak sejati
4. Iga melayang
5. Sternum
6. Manubrium
7. Korpus
8. Prosessus xifoideus
9. Vertebra





8. Alat Gerak Atas (utuh)

Keterangan:
1. Klavikula
2. Skapula
3. Humerus
4. Ulna
5. Radius
6. Karpal
7. Metakarpal
8. Falang
































9. Alat Gerak Atas
a. Humerus

Keterangan:
1. Kepala
2. Tuberositas mayor
3. Leher anatomik
4. Tuberositas minor
5. Leher chirurgikum
6. Celah bisipital
7. Tuberositas deltoid
8. Celah spiral
9. Fossa koronoid
10. Trkhlea
11. Kapitulum
12. Fossa olekranon
13. Epikondilus medialis

















b. Ulna

Keterangan:
1. Olekranon
2. Takik trokhlearis
3. Koronoid
4. Takik radialis
5. Tepi Interoseus
6. Batang











c. Radius

Keterangan:
1. Kepala
2. Leher
3. Tuberositas radii
4. Batang
5. Permukaan persendian untuk ulna
6. Permukaan untuk ujung karpal
7. Prosessus stiloideus
8. Permukaan persendian karpal


10. Tulang Paha (Femur)

Keterangan:
1. Kaput
2. Trokhanter besar
3. Kolumna Krista inter-trokhantrik
4. Trokhanter kecil
5. Garis spinal
6. Aspera linea
7. Epikondilus lateral
8. Bubungan suprakondiler lateral
9. Kondilus lateral
10. Fosa interkonsiler




a. Anterior b. Posterior
















11. Tulang Tibia dan Fibula

Keterangan:
1. Tuberkel interkondiler
2. Kondilus lateral
3. Kondilus media
4. Tuberkel tibia
5. Kepala fibular
6. Tibia
7. Fibula
8. Batas interoseus
9. Batas anterior tibial
10. Permukaan lateral
11. Permukaan medial
12. Batas anterior
13. Permukaan anterior
14. Maleolus media
15. Maleolus lateral
16. Permukaan artikular inferior












12. Tulang Telapak Kaki Kanan

a. Dorsal

Keterangan:
1. Kalkaneus
2. Talus
3. Navikulare
4. Kuboid
5. Kuneiformis lateralis
6. Kuneiformis intermedialis
7. Kuneiformis medialis











b. Lateral

Ketetangan:
1. Tibia
2. Talus
3. Navikulare
4. Kuneiformis medialis
5. Metatarsal
6. Maleolus medialis
7. kalkaneus





13. Tulang Belakang

Keterangan:
1. Vertebra servikal
2. Vertebra torakalis
3. Vertebra lumbalis
4. Vertebra sakralis
5. Vertebra koksigialis






























14. Gelang Panggul

a. Pria

Keterangan:
1. Ilium
2. Sakrum
3. Foramen obturator
4. Simfisis pubis
5. Iskium
6. Asetabulum
7. Sendi sakro-iliaka








b. Wanita

Keterangan:
1. Promontorium sakralis
2. Garis ilio-pektinalis
3. Tepi tulang pubis
4. Arkus pubis











B. Pembahasan
Kerangka (sistem skeleton) merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka ini memiliki beberapa fungsi, yaitu: menahan seluruh bagian-bagian badan agar tidak rubuh; melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru-paru; sebagai tempat melekatnya otot-otot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantara otot; sebagai tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah; serta memberikan bentuk pada bangunan tubuh. Sistem kerangka terdiri dari dua macam, yaitu kerangka axial (kerangka sumbu) dan kerangka appendikular. Kerangka axial terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga-iga, serta tulang hioid, sedangkan kerangka appendikular terdiri atas anggota gerak (atas dan bawah) dan gelang panggul.
Susunan kerangka terdiri dari susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah tulang yang saling berhubungan satu sama lainnya, yang terdiri dari tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah); tulang wajah (14 buah); tulang telinga dalam (6 buah); tulang lidah (1 buah); tulang yang membentuk kerangka dada (25 buah); tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah); tulang anggota yang membentuk lengan (anggota gerak atas) (64 buah); tulang yang membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62 buah). Berdasarkan bentuk dan formasinya, tulang-tulang kerangka diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu; tulang panjang atau tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan, dan tulang sesamoid.
Tulang kepala atau tengkorak merupakan tulang kerangka dari kepala yang bentuknya melengkung, yang disusun oleh tengkorak otak dan tengkorak wajah.
Tengkorak otak, terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut dengan sutura. Banyaknya delapan buah dan terdiri dari tiga bagian, yaitu: kubah tengkorak, yang terdiri dari tulang frontal (tulang dahi yang terletak di bagian depan kepala), tulang parietal (tulang ubun-ubun terletak di tengah kepala), dan tulang oksipital (tulang kepala belakang); dasar tengkorak, terdiri dari tulang sfenoidal (tulang baji) yang terletak di tengah dasar tengkorak, bentuknya seperti kupu-kupu yang memepunyai tiga pasang sayap, dan tulang etmoidal (tulang lapis), terletak di sebelah depan dari tulang sfenoidal, di antara lekuk mata, terdiri dari tulang tipis yang tegak dan mendatar, bagian yang mendatar mempunyai lubang-lubang kecil (lempeng tipis) yaitu tempat berlalunya saraf pencium ke hidung sedangkan bagian yang tegak di sebelah depannya membentuk sekat rongga hidung; samping tengkorak dibentuk oleh tulang pelipis (tulang temporal) dan sebagian tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang baji. Tulang pelipis terdapat di bagian kiri dan kanan samping kepala dan terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian tulang rawan (skuamosa) yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan rongga telinga dalam, bagian tulang keras (tulang petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai taju yang disebut prosesus stiloid, bagian mastoid terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara dan mempunyai taju, bentuknya seperti putting susu yang disebut dengan prosesus mastoid.
Sutura (sela) kranium merupakan sambungan tulang-tulang tengkorak yang tidak dapat bergerak. Terdapat beberapa sutura pada kranium, yaitu sutura kronalis (sambungan antara tulang frontal dan kedua tulang parietal), sutura sagitalis (sambungan antara kedua tulang parietal dan berjalan dari depan ke belakang melalui puncak tengkorak), dan sutura lamboidalis (sambungan antara tulang oksipital dan kedua tulang parietal).
Tengkorak wajah, bentuknya lebih kecil daripada tengkorak otak, di dalamnya terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (kavum oris), rongga hidung (kavum nasi) dan rongga mata (kavum orbital). Tengkorak wajah dibagi atas dua bagian yaitu, bagian hidung dan bagian rahang. Bagian hidung; terdiri dari tulang lakrimal (tulang air mata) yang terletak di sebelah kiri/kanan pangkal hidung disudut mata, tulang nasal merupakan tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas, tulang konka nasal merupakan tulang karang hidung letaknya di dalam rongga hidung dan bentuknya berlipat-lipat, tulang septum nasi (sekat rongga hidung) yang merupakan sambungan tulang tapis yang tegak. Bagian rahang; terdiri dari tulang maksilaris yang membentuk tulang rahang atas dan memuat gigi atas, badan maksila memuat rongga udara yang agak besar yaitu sinus maksilaris yang berhubungan dengan hulu hidung melalui dua lubang kecil. Tulang zigomatikum (tulang pipi) terdiri dari dua bagian yaitu sebelah kanan dan kiri. Tulang palatum (tulang langit-langit), terdiri dari dua buah tulang (sebelah kanan dan kiri). Tulang mandibula (tulang rahang bawah), bentuknya seperti logam kuda, bagian muka membentuk taju yang disebut dengan prosesus karakoid yaitu tempat melekatnya otot-otot kunyah dan kondilus yang membentuk persendian tulang pipi. Tulang hioid, merupakan tulang lidah yang letaknya gak terpisah dari tulang-tulang wajah yang lain yaitu terdapat di pangkal leher di antara otot-otot leher.
Kerangka dada, tersusun atas tulang keras dan tulang rawan. Torax berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, di bagian bawahnya lebih lebar daripada di bagian atas dan di bagian belakang lebih panjang daripada di depan. Kerangka dada dibentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga dada yang terdiri dari; 1 buah tulang dada (sternum), 12 pasang tulang iga (kosta), dan 12 ruas vertebra torakalis. Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga dada) bentuknya gepeng dan sedikit melebar, yang terdiri atas tiga bagian, yaitu: manubrium sterni, bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka atau klavikula dan tulang iga; korpus sterni, bagian yang terbesar dari tulang dada dan membentuk persendian dengan tulang-tulang iga; prosesus xifoid, bagian ujung dari tulang dada dan pada bayi masih berbentuk tulang rawan. Tulang iga (kosta), banyaknya 12 pasang (24 buah), terdapat di bagian kiri dan kanan rongga dada. Bagian depan berhubungan dengan tulang dada dengan perantara tulang rawan. Bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas vertebra torakalis dengan perantara persendian. Perhubungan ini memungkinkan tulang-tulang iga dapat bergerak kembang kempis menurut irama pernapasan. Tulang iga ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu: iga sejati (tulang kosta vera), banyaknya tujuh pasang, berhubungan langsung dengan tulang dada dengan perantara persendian; tulang iga tak sejati (tulang kosta spuria), banyaknya tiga pasang, berhubungan dengan tulang dada dengan perantara tulang rawan dari tulang iga sejati ke-7; dan tulang iga melayang (tulang kosta fluitantes), banyaknya dua pasang, tidak mempunyai hubungan dengan tulang dada. Tulang rawan iga merupakan deretan tulang rawan hialin yang menyambungkan iga pada sternum dan karena sifatnya elastik, sehingga dapat memberi kelonggaran gerak.
Tulang belakang, merupakan sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Di antara tiap dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 cm. Ruas tulang belakang ini jumlahnya 33 ruas, dimana 24 ruas di antaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang. Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama, hanya ada perbedaannya sedikit bergantung pada kerja yang ditanganinya. Ruas-ruas ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: badan ruas, merupakan bagian yang terbesar, bentuknya tebal dan kuat dan terletak di sebelah depan; lengkung ruas, merupakan bagian yang melingkari dan melindungi lubang ruas tulang belakang, terletak di sebelah belakang dan pada bagian ini terdapat beberapa tonjolan, yaitu prosesus spinosus/taju duri (terdapat di tengah lengkung ruas dan menonjol ke belakang), prosesus transversum/taju sayap (terdapat di samping kiri dan kanan lengkung ruas), dan prosesus artikulasi/taju penyendi (membentuk persendian dengan ruas tulang belakang). Bagian-bagian ruas tulang belakang terdiri dari: vertebra servikalis (tulang leher) 7 ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lewatnya saraf yang disebut foramen transversalis. Ruas pertama vertebra servikalis disebut atlas yang memungkinkan kepala mengangguk , ruas kedua disebut prosesus odontoid (aksis) yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ke-7 mempunyai taju yang disebut prosesus prominan, yang taju ruasnya agak panjang; vertebra torakalis (tulang punggung), terdiri dari 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kuat, taju durinya panjang dan melengkung. Pada bagian dataran sendi sebelah atas, bawah, kiri dan kanan membentuk persendian dengan tulang iga; vertebra lumbalis (tulang pinggang), terdiri dari 5 ruas. Badan ruasnya besar, tebal dan kuat dibandingkan dengan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti ginjal; vertebra sakralis (tulang kelangkang), terdiri dari 5 ruas. Ruas-ruasnya menjadi satu, sehingga menyerupai sebuah tulang, di samping kiri/kanannya terdapat lubang kecil 5 buah yang disebut foramen sakralis. Tulang sakrum menjadi dinding bagian belakang dari rongga panggul; dan vertebra koksigialis (tulang ekor), terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang disebut juga tulang koksigialis yang dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan sakrum.
Kolumna vertebralis (ruas tulang belakang), jika dilihat dari samping, maka terdapat empat kurva atau lengkung. Lengkung vertikal, daerah leher melengkung ke depan daerah torakal melengkung ke belakang, daerah lumbal melengkung ke depan dan daerah pelvis melengkung ke belakang. Sendi kolumna vertebralis dibentuk oleh bantalan tulang rawan yang terletak di antara tiap dua vertebra yang dikuatkan oleh ligamentum yang berjalan di depan dan di belakang vertebra sepanjang kolumna vertebralis. Cakram antar-badan vertebra adalah bantalan tebal dari tulang rawan fibrosa yang terdapat di antara badan vertebra yang dapat bergerak. Gerakan sendi dibentuk antara cakram dan vertebra dengan gerakan yang terbatas dan gerakannya fleksi, ekstensi, lateral, samping kiri dan samping kanan. Fungsi dari kolumna vertebralis yaitu sebagai penopang badan yang kokoh sekaligus bekerja sebagai penyangga dengan perantara tulang rawan cakram intervertebralis yang lengkungnya memberi fleksibilitas untuk membengkok tanpa patah. Cakram juga berguna untuk meredam gonjangan yang terjadi bila menggerakkan badan seperti waktu berlari dan meloncat, dengan demikian otak dan sumsum belakang terlindung terhadap gonjangan.
Gelang panggul dan pelvis, merupakan penghubung antara badan dan anggota bawah yaitu tulang sakrum dan koksigis yang bersendi satu dengan yang lainnya pada simfisis pubis. Pelvis terbagi atas dua bagian, yaitu pelvis mayor atau rongga panggul besar dan pelvis minor atau rongga panggul kecil. Di antara kedua rongga tersebut dibatasi oleh garis tepi atau linea terminalis.
Kerangka anggota gerak atas, berhubungan dengan kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain; gelang bahu (skapula dan klavikula), humerus, ulna dan radius, karpal, metakarpal, dan falang.
Gelang bahu, merupakan persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna, dikarenakan bagian belakangnya terbuka. Bagian ini dibentuk oleh dua buah tulang yaitu: skapula (tulang belikat), terdapat di bagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai VIII, bentuknya menyerupai segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang disebut spina skapula. Sebelah atas dan bawah spina skapula terdapat dataran melekuk yang disebut fosa supraskapula (sebelah atas) dan fosa infraskapula (sebelah bawah). Bagian ujungnya membentuk taju yang disebut akromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian; Klavikula (tulang selangka), bentuknya panjang, sedikit bengkok hampir menyerupai huruf S. Bagian yang berhubungan dengan sternum disebut ekstremitas sternalis, dan bagian yang berhubungan dengan akromion disebut ekstremitas akrominalis.
Humerus (tulang lengan) merupakan tulang terpanjang dari anggota atas yang berbentuk seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang disebut kaput humeri. Pada kaput ini terdapat tonjolan yang disebut tuberkel mayor dan minor, di sebelahnya terdapat lekukan yang disebut lekukan kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum, epikondilus lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa olekrani (bagian belakang).
Ulna (tulang hasta), yaitu sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang ini juga merupakan tulang bawah yang lengkungannya sejajar dengan jari kelingking arah ke siku mempunyai taju yang disebut prosesus olekrani yang berfungsi sebagai tempat melekatnya otot dan menjaga agar siku tidak membengkok ke belakang.
Radius (tulang pengumpil), yaitu tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna. Letaknya bagian lateral , sejajar dengan ibu jari. Di bagian yang berhubungan dengan humerus dataran sendinya berbentuk bundar yang memungkinkan lengan bawah dapat berputar atau telungkup.
Tulang pergelangan tangan dan tangan, disusun dalam beberapa kelompok. Karpal (tulang pergelangan tangan) atau tulang yang masuk formasi pergelangan, adalah tulang pendek. Tulang ini tersusun dalam dua baris, yaitu: bagian proksimal meliputi, tulang navikular (tulang bentuk kepala), tulang lunatum (tulang berbentuk tulang sabit), tulang triquetrum (tulang berbentuk segitiga), tulang fisiformis (tulang berbentuk kacang); dan bagian distal meliputi, tulang multangulum mavus (tulang besar bersegi banyak), tulang multangulum minus (tulang kecil bersegi banyak), tulang kapitatum (tulang berkepala), dan tulang hamatum (tulang berkait). Metakarpal (tulang telapak tangan), terdiri dari tulang pipa pendek, banyaknya 5 buah setiap batang, mempunyai dua ujung yang bersendi dengan tulang karpal dan bersendi dengan falang atau tulang jari. Falang (tulang jari tangan), juga terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya 14 buah dibentuk dalam 5 bagian tulang yang berhubungan dengan metakarpal perantara persendian. Falang ini terdiri dari 3 bagian yaitu, falang proksimal, falang tengah, dan falang distal.
Ilium (tulang usus), banyaknya 2 buah, kiri dan kanan. Bentuknya lebar dan gepeng serta melengkung menghadap ke perut. Bagian yang melekuk disebut tibia iliaka, bagian tepi disebut krista iliaka dan bagian ujung yang menonjol disebut spina iliaka. Pada tulang ini terdapat sebuah lubang mangkok sendi tempat kepala sendi tulang paha yang disebut asetabulum. Pubis (tulang kemaluan), terdiri atas sebuah badan dan dua ramus. Badannya berbentuk persegi empat dan di atasnya menjulang krista pubis. Tulang pubis bersatu di depan pada simfisis pubis. Iskium (tulang duduk), merupakan bagian yang tertebal dan terkeras. Bentuknya setengah lingkaran menghadap ke atas mempunyai tonjolan bertumpu pada tempat duduk yang disebut dengan tuber iskiadikum.
Kerangka anggota gerak bawah, terdiri dari femur, tibia dan fibula, tarsal, metatarsal dan falang. Femur (tulang paha), merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar yang berhubungan dengan asetabulum membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris. Di sebelah atas dan bawah dari kolumna femoris terdapat taju yang disebut trokanter mayor dan trokanter minor. Di bagian yang membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut kondilus medialis dan kondilus lateralis. Di antara kedua kondilus ini terdapat lekukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patela) yang disebut dengan fosa kondilus. Patela atau tempurung lutut merupakan tulang baji atau tulang sesamoid yang berkembang di dalam tendon otot kwadrisep extensor. Tibia (tulang kering), merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis, tibia ini juga merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Fibula (tualang betis), merupakan tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang ini adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
Tarsal (tulang pangkal kaki), dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki. Tulang ini terdiri dari tulang-tulang kecil yang banyaknya 5 buah, yaitu; talus (tulang loncat), kalkaneus (tulang tumit), navikular (tulang bentuk kapal), tulang kuboideum (tulang bentuk dadu), dan kunaiformi (3 buah), yaitu kunaiformi lateralis, kunaiformi intermedialis, dan kunaiformi medialis. Metatarsal (Tulang telapak kaki), terdiri dari tulang-tulang pendek yang banyaknya 5 buah yang masing-masing berhubungan dengan tarsus dan falang dengan perantara persendian. Falang (ruas jari kaki), merupakan tulang-tulang pipa pendek yang masing-masing terdiri atas 3 ruas kecuali ibu jari banyaknya 2 ruas. Falang ini terdiri dari 3 bagian yaitu, falang proksimal, falang medial, dan falang distal.


LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
”PENGINDERAAN KHUSUS”












OLEH
NAMA : WINNY AVERI
STAMBUK : A1C2 07073
PROG. STUDI : PEND. BIOLOGI
JURUSAN : PEND. MIPA
KELOMPOK : V (Lima)
ASISTEN PEMB. : ASLAN

LABORATORIUM UNIT PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suripto, 1992. Struktur Hewan. IPB. Bandung

Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.





http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rangka

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/sistem-rangka-dan-otot-manusia-5/






















BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Beberapa fungsi dari sistem skeletal, yaitu; sebagai alat gerak pasif, sebagai penyokong tubuh, sebagai pelindung organ-organ vital, sebagai tempat melekatnya otot-otot, memberikan bentuk pada bangunan tubuh, dan sebagai tempat pembentukan sel darah khususnya sel darah merah.
2. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
3. Skeleton aksial adalah kerangka sumbu, contohnya; tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga, dan tulang hyoid. Skeleton appendikular adalah kerangka yang terdiri dari alat gerak (atas dan bawah) dan gelang panggul.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada kesempatan kali ini adalah agar pada praktikum selanjutnya agar alat peraga kerangka manusia dapat lebih baik (masih utuh/belum banyak bagian-bagian yang hilang), sehingga kita sebagai praktikan dapat lebih mudah memahami tentang Sistem Rangka.